News

Peneliti Indonesia Perlu Kritis dan Melek Literasi

JAKARTA – Seorang peneliti dituntut untuk mampu menghasilkan temuan yang bermanfaat bagi masyarakat. Oleh sebab itu, peneliti harus bisa mengamati fenomena yang terjadi di sekelilingnya.

Tugas peneliti tidak sampai di situ. Mereka juga harus mampu menghasilkan publikasi internasional. Pengamat Gender, Sita Thamar Van Bemmelen mengungkapkan, kunci menjadi peneliti yang terpenting, yakni berpikir kritis dan critical literacy.

“Kita harus bisa membaca sesuatu secara kritis, karena ketika seorang peneliti melakukan penelitian dan mengumpulkan data, belum tentu mereka dapat menganalisa sesuatu secara kritis. Padahal itulah yang diharapkan dari para peneliti,” ujarnya dilansir dari laman Universitas Sebelas Maret (UNS), Senin (10/10/2016).

Pendiri Yayasan Bali Sruti itu menjelaskan, dalam memandang masalah peneliti harus mampu obyektif dalam menganalisis hal dari segi positif dan negatif. Menurut Sita, penelitian perlu relevan dengan kondisi masyarakat.

“Angkat sesuatu yang khas dan spesifik lalu tawarkan solusi dari masalah tersebut untuk mencapai tujuan penelitian yang berguna bagi masyarakat dan internasionalisasi,” ucapnya.

Setelah itu, lanju Sita, melek literasi juga diperlukan dari awal perumusan tujuan, pemilihan sumber data, pengumpulan informasi, hingga penyajian data penelitian.

“Ini dibutuhkan untuk menentukan tujuan dan target pembaca dari sebuah penelitian,” imbuhnya menutup kuliah umumnya. (IFR/Okezone)

Join The Discussion