JAKARTA – Selama ini gelatin halal dibuat dari bahan sapi atau ikan. Sekarang tim peneliti di UAE University berupaya mengembangkan gelatin dari unta.
Ada sekitar separuh dari gelatin yang digunakan pada dairy, daging olahan dan permen berasal dari kulit babi. Sehingga tidak sesuai untuk pasar makanan halal.
Sisanya terdapat juga yang berasal dari tulang sapi. Namun kekhawatiran akan penyebaran Bovine Spongiform Encephalopathy atau penyakit sapi gila menyebabkan peneliti melihat unta sebagai sumber alternatif.
“Perkembangan alternatif gelatin sangat menarik bagi pengolahan makanan karena pasar global untuk makanan bersertifikat halal sedang berkembang pesat. Sampai saat ini, beberapa alternatif tersedia. Di UEA dan negara-negara Arab lainnya, unta berlimpah,” ujar Dr Maqsood, seperti dikutip dari The National (29/05).
Ia mengatakan unta bisa menjadi sumber gelatin halal yang potensial. Sampai sekarang, gelatin dari produk sampingan unta belum ada. Belum ada juga rincian studi yang dilakukan mengenai ekstraksi dan karakterisasi gelatin dari produk sampingan unta (khususnya kulit), tambah Dr Maqsood.
Menurutnya, jumlah unta yang disembelih telah mengalami peningkatan dalam dekade terakhir. Sekitar 168.000 ekor disembelih di UEA antara tahun 2000-2013.
“Ada potensi sangat besar dalam penggunaan kulit unta sebagai bahan baku alternatif untuk sumber gelatin halal. Karena unta adalah simbol dunia Arab, diharapkan perkembangan gelatin halal dari produk sampingan unta akan berkontribusi dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pemalsuan sumber gelatin non-halal dalam makanan yang diproduksi dan diimpor ke UEA dan negara-negara muslim maupun non-muslim lainnya dan akan mendongkrak industri makanan halal di UEA,” kata Dr Maqsood yang penelitiannya didukung oleh University Programme for Advanced Research di UAE University.
Tantangan utama dalam pengembangannya adalah mengoptimalkan kondisi pretreatment dan ekstraksi untuk mendapatkan gelatin berkualitas tinggi. Meski sudah cukup banyak penelitian dilakukan mengenai gelatin bersumber dari sapi, babi dan ikan, tapi tidak ada yang dilakukan terkait gelatin dari kulit unta.
“Unta bisa tumbuh di daerah kering yang gersang dimana suhu melampaui 50 derajat, sehingga mengeksplorasi kulit unta sebagai sumber gelatin yang potensial tampak menarik, karena kolagen sebagai protein induk untuk gelatin, di kulit unta mungkin berbeda dengan hewan lain. Menjadikannya sebuah alternatif baik untuk makanan dan farmasi,” ungkapnya.
Dr Hosam Habib, seorang pakar gizi yang melakukan penelitian terperinci mengenai manfaat kesehatan susu unta saat di UEA University sebelum pindah ke Alexandria University, mengatakan gelatin unta tidak hanya digunakan untuk makanan. Tapi juga bidang farmakologi dan kosmetik.
“Gelatin dari unta akan lebih mudah diakses sekarang karena kenaikan produksi daging unta. Masih ada kekurangan informasi mengenai kandungan gizi gelatin unta yang membutuhkan penelitian ilmiah dalam menentukan kandungan gizinya dibandingkan jenis gelatin lain,” jelas Dr Hosam Habib. (IFR/DetikHealth.com)