Jakarta – Para peneliti asal Denmark sedang mengembangkan ovarium buatan yang nantinya diharapkan dapat membantu perempuan yang telah melewati proses penanganan kanker untuk mengandung.
Sebelum perempuan menjalani kemoterapi atau radioterapi untuk kanker, biasanya sel-sel telur mereka akan dibekukan. Hal itu dapat berujung pada kematian sel telur.
Perempuan yang belum memasuki masa puber atau yang memerlukan penanganan darurat sebelum mereka memproduksi sel telur biasanya bergantung pada jaringan ovarium.
Jaringan ini mengandung ribuan sel telur yang belum matang dalam kantung-kantung bernama folikel. Folikel yang berisi cairan akan membantu mengawetkan sel-sel telur, dengan tujuan untuk ditransplantasikan kembali setelah pasien menjalani pengobatan.
Namun, jika terdapat dugaan sel-sel kanker yang tersisa di jaringan tersebut, maka implantasi akan menjadi sangat berisiko.
Teknik yang ditawarkan oleh peneliti-peneliti Denmark menawarkan jalan keluar terhadap masalah ini.
Mereka menggunakan sebuah proses kimia untuk membuang sel-sel dalam jaringan yang terkontaminasi kanker. Kemudian, mereka mengimplantasi sel-sel telur yang belum matang ke dalam ovarium buatan.
Melalui percobaan terhadap tikus, mereka dapat membuktikan bahwa sel-sel telur dapat kembali terintegrasi dan hidup, kemudian dapat dicangkokkan ke dalam tubuh makhluk hidup.
Secara teoretis, sel-sel telur akan bertumbuh sampai matang dan berganti seiring dengan siklus menstrual.
Dilansir dari Independent, peneliti yang memimpin penelitian ini, Dr. Susanne Pors mengatakan bahwa kemungkinan sel kanker untuk kembali memasuki tubuh pasien masih ada walaupun rendah. (IFR/CNN.com)