Jakarta, – Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) Armida Alisjahbana mengatakan jika rencana pemotongan anggaran kementerian dan lembaga (K/L) tahun 2014 sebesar Rp 100 triliun jadi dilakukan maka target kemiskinan dalam APBN 2014 sebesar 9%-10,5% tidak akan tercapai.
Ia memperkirakan target kemiskinan tahun 2014 akan melampaui 10,5%.
Armida menjelaskan rencana pemotongan anggaran pemerintah berdampak langsung pada pemotongan anggaran K/L yang mempunyai program pengentasan kemiskinan seperti Kemendagri dengan program PNPM Perdesaan dan Kemensos dengan Program Keluarga Harapan.
“Pemotongan anggaran PNPM perdesaan akan mengurangi bantuan langsung masyarakat miskin rata rata 15%-17%, pengurangan BLM di atas 10% akan menambah angka kemiskinan,” ujar dia ketika ditemui seusai pembahasan asumsi makro bersama komisi XI DPR, di Gedung DPR, Jakarta, Senin (9/6).
Dia mengatakan rencana pemotongan anggaran pemerintah sebesar Rp 100 triliun juga berdampak pada penurunan kesempatan kerja. Dalam APBN 2014 total anggaran untuk program pembangunan infrastruktur, pertanian, kehutanan, perikanan, dan program pemberdayaan masyarakat mencapai Rp 140 triliun dengan penyerapan tenaga kerja mencapai 3 juta. Jika anggaran pemerintah jadi dipotong maka total anggaran program pembangunan infrastruktur mencapai Rp 99 triliun dengan penyerapan tenaga kerja berkurang menjadi Rp 2,2 juta.
Dia mengatakan dampak pemotongan anggaran juga membuat peningkatan kapasitas angkatan kerja berkurang. Target pelatihan diperkirakan bekurang 200 ribu orang dari target 657 ribu.
Dia mengatakan agar angka pengganguran tidak bertambah banyak maka pemerintah mendorong peran swasta/dunia usaha untuk menciptakan lapangan kerja lebih besar dari program pemerintah melalui APBN.
Potensi berkurangnya daya serap tenaga kerja pasti ada tetapi investasi PMA-PMDN juga meningkat diharapkan investasi swasta memberikan peluang kerja lebih luas sehingga angka pengangguran tetap bisa diturunkan.
Sumber : www.beritasatu.com