News

Mimpi Jokowi: Bangun Rumah Besar Penelitian

Dikutip dari cnbcindonesia.com, Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan pertemuan dengan puluhan ilmuwan dan peneliti Indonesia muda di Hotel Lotte, Busan, Korea Selatan, Senin (25/11/2019).

Pertemuan tersebut merupakan bagian dari kunjungan kerja Jokowi dalam rangkaian acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN – RoK, yang merupakan pertemuan peringatan 30 tahun kemitraan ASEAN – RoK.

Di depan 22 ilmuwan dan peneliti muda, Jokowi menegaskan bahwa pemerintah telah membangun rumah besar penelitian bernama Badan dan Inovasi Nasional (BRIN) yang dikepalai Bambang Brodjonegoro.

“Ini memang baru awal, karena mimpi kita semua yang namanya balai penelitian, lembaga penelitian kita, lembaga kita semuanya masuk ke dalam rumah besar itu,” kata Jokowi, dikutip laman Sekretariat Kabinet, Senin (25/11/2019).

Jokowi menilai, keberadaan rumah penelitian akan memangkas alokasi anggaran setiap kementerian dan lembaga untuk penelitian. Catatan Jokowi, satu kementerian dan lembaga bisa memiliki anggaran penelitian maksimal Rp 800 miliar.

“Kalau menurut saya, itu angka gede banget meskipun belum segede yang disampaikan di sini. 4,2% dari GDP. Kita ya memang belum,” kata Jokowi.

Jokowi tak memungkiri bahwa dalam 5 tahun terakhir fokus pemerintah hanya menggenjot pembangunan infrastruktur. Namun ke depan, riset dan penelitian akan terus digaungkan pemerintah.

“5 tahun ke depan, mestinya kita sudah masuk yang namanya riset dan inovasi. Itu sudah menjadi prioritas besar bangsa kita,” katanya.

Jokowi lantas berbicara mengenai inovasi yang sudah dilakukan pemerintah, salah satunya dengan penggunaan B20. Meskipun terlambat, kini pemerintah bahkan merencanakan menggunakan B30.

“Ini betul-betul sangat mengurangi impor minyak kita dan ketergantungan kita pada pasar ekspor. Di dalam negeri saja kita bisa gunakan dengan baik. Sehingga ke depan kalau kita mau berbelok, ada transformasi teknologi,” kata Jokowi.

“Saya kira negara kita ini terlalu banyak sekali barang-barang yang bisa diubah dari yang dulunya ekspor bahan mentah, menjadi barang jadi atau setengah jadi. Itu strategi bisnis negara menjadi ada added value-nya.”

Join The Discussion