Bogor – Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Mohamad Nasir, mendorong Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) untuk tampil sebagai rujukan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) di Indonesia.
Menurutnya, LIPI yang akan berusia 50 tahun akhir Agustus ini dapat dikatakan sudah dewasa. Sesuai dengan rencana induk riset nasional (RIRN), LIPI diharapkan bisa menguasai riset di berbagai bidang seperti pangan, pertanian, kesehatan dan obat-obatan, material maju dan nanoteknologi.
“Tujuannya, Indonesia harus bangkit dalam bidang riset,” kata Nasir di sela-sela Science Fun Walk di Kawasan Cibinong Science Center-Botanical Garden (CSR-BG), Bogor, Jumat (18/8).
Nasir mencontohkan, di kota Berlin, Jerman, terdapat ada kajian ilmu pengetahuan yang didalamnya terdapat dan tergabung banyak peneliti dari berbagai bidang. Ia pun berharap, LIPI bisa meningkatkan produktivitasnya dalam menghasilkan jurnal dan publikasi ilmiah internasional. “Indonesia menargetkan di tahun 2017 ini bisa mengalahkan Thailand dalam publikasi internasional,” kata Nasir.
Di sisi lain, kata Nasir, untuk mendorong peneliti lebih giat menghasilkan karya, pemerintah telah membuat regulasi yang memudahkan peneliti dalam mempertanggungjawabkan hasil penelitian.
Jika sebelumnya laporan penelitian berbasis administrasi dipandang membebankan peneliti, dengan keluarnya Peraturan Menteri Keuangan (Permenkeu) Nomor 106 Tahun 2016 diatur pelaporan biaya riset berbasis output.
“Regulasi sudah diperbaiki. Dulu berapa perjalanan dinasnya dan lain sebagainya. Akibatnya, peneliti enggan dan berat melakukan pertanggungjawaban,” kata Nasir.
Sementara itu, Plt Kepala LIPI, Bambang Subiyanto, mengungkapkan, sesuai dengan tuntutan zaman, LIPI akan melakukan desain ulang program. Selama ini, kata dia, LIPI dikenal sebagai menara gading. Namun, LIPI berupaya untuk bisa mengimplementasikan apa yang dilakukannya dalam riset pangan, energi dan air.
“Harapannya, LIPI lebih dikenal masyarakat di nasional dan di internasional,” kata Bambang.
LIPI pun lanjutnya, akan dengan dukungan anggaran yang memadai akan meningkatkan peralatan penelitian yang saat ini masih tertinggal. Nantinya, akan dibuat konsep open laboratorium yang canggih atau laboratorium yang membuka kesempatan bagi dosen, mahasiswa dan peneliti dari berbagai instansi untuk bisa melakukan riset dan analisa bersama.
“Ke depan, kita ingin sinergi dengan perguruan tinggi, dosen untuk melakukan riset bersama. Karena kita sudah satu rumah,” ucap Bambang.
Dalam kesempatan acara Science Fun Walk ini, LIPI juga mengenalkan olahan makanan kaleng hasil riset LIPI. Selain itu, Menristekdikti dihadiahi sepeda kerangka jati platinum unggulan LIPI. Sepeda dengan rangka kayu lengkung ini didesain sangat futuristik.
Kegiatan Science Fun Walk sendiri diikuti sekitar 1.000 peserta dengan menempuh rute sekitar 600 meter. Jalur yang ditempuh di kawasan CSC-BG ini mulai dari jalur yang terdapat jamur dan plasma nutfah pisang, lebah, oposum layang, taman lampu, biovillage, prosesing susu, tanaman sayur hidroponik dan berakhir di Ecopark. (Beritasatu)