JAKARTA – Wakil Presiden Jusuf Kalla menyambangi Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) untuk meresmikan fasilitas Iradiator Gamma Merah Putih (IGMP) serta Laboratorium Radioisotop dan Radiofarmaka.
Turut hadir bersama JK, Menristek Dikti M. Nasir. Dalam kesempatan itu Nasir ikut menyinggung kabar baik Indonesia yang telah mengalahkan Thailand dalam bidang publikasi riset.
“Publikasi kita, dulu kita 20 tahun lalu nomor empat di Asia Tenggara. Tahun 2014, Publikasi internasional kita 4.200 sementara Thailand di angka 9000-an,” kata Nasir di Kawasan Puspiptek, Jakarta Selatan, Rabu (15/11).
“Tahun 2017 Indonesia posisi per November ini tanggal 2, Indonesia sudah di angka 13.729 (publikasi) sementara Thailand 12.184. Tahun ini (kita) mampu mengalahkan riset Thailand,” sambung Nasir.
Ia juga menyambut positif biaya riset yang semakin lama semakin meningkat, meski masih bergantung pada suplai APBN. Ia pun menyoroti masih kurangnya jumlah peneliti yang dimiliki Indonesia.
“Total anggaran riset dari 0.08 menjadi 0.25 persen, namun masih disuplai APBN 84 persen kalau kita lihat jumlah peneliti secara nasional 1.071 dari 1 juta penduduk dibanding korea itu sudah 8.000 dari 1 juta penduduk,” kata Nasir.
Bicara soal riset, Nasir optimistis Indonesia dapat mengejar target publikasi riset di atas 15.000 publikasi. “Target kami 16.000 mudah-mudahan bisa tercapai,” pungkasnya. (KUMPARAN)