News

Menristek sebut Indonesia Perlu Perkuat Riset Manufaktur

Dikutip dari merdeka.com, Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang Brodjonegoro mengungkapkan Indonesia saat ini sudah berkembang dari sisi ekonomi jasa atau ‘service economy’, terutama dari ‘digital economy’.

Namun Indonesia perlu memperkuat sektor manufaktur dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menyebarluaskan kesejahteraan nasional.

“Saat ini kita paham bahwa semua orang saat ini berada dalam euforia ‘digital economy’, tapi di saat yang sama kita harus melihat masa depan, dalam arti kita harus mulai menanam pondasi yang kuat untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia,” ujarnya di Jakarta, Jumat (1/11).

Kata Bambang, hampir semua negara berpopulasi besar yang maju memiliki sektor manufaktur yang kuat karena banyak tenaga kerja yang terserap dan bekerja di pabrik, salah satu contohnya adalah Korea Selatan.

“Negara besar manapun, kalau kita lihat sejarahnya, seperti sejarah Amerika Serikat, Eropa Barat, Jepang dan Korea Selatan, mereka tidak bisa langsung menjadi service economy. Memang sekarang Korea Selatan mulai pindah ke ekonomi berbasis jasa. K-Pop adalah contoh sukses dari service economy, tapi Indonesia tidak bisa meniru begitu saja dengan adakan versi K-Pop sendiri,” ungkapnya.

Menteri Bambang mengungkapkan Korea Selatan baru bisa mengembangkan K-Pop setelah manufaktur Korea Selatan berhasil menciptakan produk inovatif yang kompetitif, yaitu telepon pintar atau smartphone.

“Indonesia harus melalui proses yang sudah dialami Korea, melalui hal yang melelahkan, yaitu membangun sektor manufaktur sehingga dapat menjadi kompetitif. Kalau kita lihat yang sudah terjadi di Korea. Memang K-Pop sudah tersebar, tapi kalau kita lihat dari telepon pintar Anda, mungkin sampai lima puluh persen telepon di ruangan ini itu Samsung. Ini tentu saja kesuksesan dari Korea Selatan dalam manufaktur,” jelas dia.

Join The Discussion