JAKARTA – Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto berjanji untuk memberikan insentif untuk riset terkait dengan energi terbarukan.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong pengunaan bahan bakar biofuel berupa kelapa sawit atau rumput laut untuk mengurangi impor rumput laut pada tahun-tahun mendatang.
Selain itu, pemanfaatan energi terbarukan juga disasarkan untuk mendorong terlaksananya program mobil listrik nasional, sebab Indonesia menargetkan pangsa pasar mobil listrik mencapai 20 persen pada 2025. Atau sebanyak 400.000 unit mobil listrik di 2025.
“Pemerintah siap kasih insentif riset energi terbarukan itu,” ujar Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto saat menghadiri acara demonstrasi mobil Nissan e-Power di ICE BSD, Tangerang, Banten, Senin (13/11/2017).
Menurut Airlangga, saat ini masih dibahas pembuatan payung hukum untuk insentif riset ini. Juga untuk regulasi mengenai mobil listrik. Kemenperin menargetkan regulasi mobil listrik tersebut rampung akhir tahun ini.
“Tahapannya kini sampai harmonisasi dengan Kementerian Keuangan (kemenkeu),” lanjut Airlangga.
Sementara itu, salah satu agen pemegang merek (APM) yang kepincut dengan pengembangan mobil listrik adalah PT Nissan Motor Indonesia. Meskipun, dalam waktu dekat mereka belum berencana memasarkan mobik listrik di Indonesia. Alasan utamanya karena belum ada regulasi yang jelas.
Pertimbangan lain, Nissan Motor Indonesia juga merasa perlu lebih berhati-hati dalam mengambil langkah. Davy J. Tuilan, Vice President PT Nissan Motor Indonesia memberikan gambaran, di Jepang saja, produksi mobil listrik baru mencapai 0,4 persen dari total produksi mobil di negara tersebut.
Baca juga : Apakah Mobil Listrik Benar-benar Ramah Lingkungan?
Oleh karena itu, Nissan Motor Indonesia berharap, pemerintah juga memberikan dukungan yang bisa merangsang tumbuhnya pasar di Indonesia.
“Sebab dari survei kami pengetahuan masyarakat tentang electric vehicle masih sedikit,” kata Davy dalam kesempatan yang sama. (Kompas)