Dosen Bagian Parasitologi Fakultas Kedokteran UGM Hewan, Dr drh R Wisnu Nurcahyo mendapat penghargaan dari Kemenristekdikti sebagai penulis dan peneliti terproduktif di tingkat Perguruan Tinggi Negeri di Pulau Jawa.
Ia dinilai sebagai peneliti yang paling banyak melakukan kerja sama dengan bermitra dengan peneliti asing untuk kegiatan publikasi internasional.
Penghargaan diberikan oleh Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan Kemenristek Dikti di Jakarta 5 Juli 2018 lalu.
Wisnu menyampaikan apresiasinya atas penghargaan yang diberikan pemerintah padanya.
Bagi Wisnu, penghargaan tersebut merupakan hasil atas dedikasi dan ketekunanya selama 18 tahun menggeluti riset satwa liar yang bisa dikatakan selama ini minim pendanaan dari dalam negeri.
Seperti diketahui, riset yang dilakukan oleh Wisnu sejak tahun 2000-an adalah meneliti perilaku dan penyakit parasitologi pada orang utan.
Penelitiannya yang cukup unik, beruntung Wisnu mendapat mitra kerja dari peneliti asing yang memiliki perhatian dan riset yang sama pada satwa langka yang keberadaannya semakin langka ini.
Wisnu bercerita ia mulai tertarik meneliti orang utan berawal dari ketertarikannya pada kehidupan satwa liar.
Setelah menjadi diterima dosen pada dekade 1990-an, ia mengikuti berbagai seminar dan dikusi tentang satwa liar.
Dari seminar ke seminar, ia pun mendapat banyak rekan peneliti dari luar negeri yang memiliki perhatian yang sama pada satwa orangutan.
Hingga akhirnya mereka sepakat melaksanakan kolaborasi riset bersama dengan mengajukan pendanaan dari lembaga dan mitra dari luar negeri.
“Awalanya tidak banyak orang yang tertarik menekuni riset ini. Bayangkan, sejak 1992 saya rela naik turun kereta ekonomi dan bis menghadiri setiap kali ada seminar di Jakarta,” ujar Wisnu melalui siaran resmi yang diterima Tribunjogja.com.
Saat ia menempuh pendidikan doktor di Jerman pun tahun 1994-1998, Wisnu memiliki sahabat yang mengajaknya berkolbaorasi riset untuk meneliti tentang orangutan.
Tidak hanya dari jerman, hingga akhirnya Wisnu juga memiliki mitra kerja dari Republik Ceko, Amerika Serikat, Perancis, dan Belgia.
Selama 18 tahun menekuni riset tentang orangutan sedikitnya sudah 17 publikasi internasional yang telah dihasilkan, bahkan beberapa diantranya telah dibukukan yang diterbitkan oleh universitas oxford.
“Semua publikasi ini mengenai kehidupan primata, ada orangutan, ada Makaka dan Gibbon. Umumnya primata semua,” kata pria kelahiran Klaten 53 tahun silam ini. (IFR/Tribunnews.com)