News

Mendagri Nilai Satpol PP Berlebihan

Peristiwa razia warung tegal di Kota Serang yang dilakukan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) jadi viral di dunia maya. Razia untuk menertibkan warung-warung makan yang buka di hari orang berpuasa. Alasan mereka, razia demi menghormati orang berpuasa.

Namun yang membuat razia itu heboh, karena semua makanan di warung diangkut Satpol PP dan itu disiarkan oleh salah satu stasiun televisi. Tak pelak, aksi angkut makanan itu pun mendapat reaksi keras publik, terutama dari para netizen. Banyak yang mengecam tindakan Satpol PP dianggap kebablasan. Dukungan pun mengalir. Seorang netizen, Dwika Putra, yang juga seorang komika, via Twitter berinisiatif menggalang sumbangan bagi Eni, pemilik warung makan yang dirazia. Hasilnya di luar dugaan. Hanya dalam tempo 48 jam, sumbangan yang terkumpul sudah mencapai lebih 200 juta rupiah.

Reaksi keras juga datang dari Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tjahjo Kumolo. Dia menyesalkan tindakan razia Satpol PP di bulan puasa yang menurutnya over acting. Ia pun sudah memerintahkan Direktur Satpol PP di Kemendagri untuk menegur Kepala Satpol PP Kota Serang. Seluruh jajaran Satpol PP di Indonesia diingatkan dalam menjalankan tugas agar bersikap simpatik. “Saya perintahkan untuk menegur dan mengingatkan kepada jajaran Satpol PP, dalam melaksanakan keputusan atau instruksi kepala daerah atau melaksanakan, mengamankan Perda bersikap simpatik,” tuturnya.

Menuai Kecaman

Misalnya bila memang ada instruksi menertibkan warung makan yang buka di hari puasa, lakukan dengan simpatik. Kedepankan penyuluhan, bukan over acting atau asal razia, apalagi sampai mengangkut barang yang di jual. Apa yang dilakukan Satpol PP Kota Serang kontraproduktif dan hanya akan menuai kecaman dan masyarakat tak akan menaruh simpati. “Warung makan yang buka di hari puasa diingatkan saja agar tak terbuka menyolok atau ditutup tirai. Apa pun menjaga toleransi beragama itu penting diwujudkan,” tambah Tjahjo

Satpol PP memang tugasnya melaksanakan serta menegakkan Perda atau perintah kepala daerah. Hanya saja sejak tahun 2015, Mendagri sudah memerintahkan, agar dalam menjalankan tugas, Satpol PP harus simpatik. Tidak asal gusur, utamakan pendekatan dialogis. “Jangan over acting, sok kuasa. Jika memang harus ditertibkan, harus manusiawi,” ujarnya.

Secara pribadi, Tjahjo juga ikut prihatin dengan nasib yang dialami Ibu Eni, pemilik warung makan di Kota Serang. Ia pun tergerak untuk memberi sedikit sumbangan. Tjahjo berharap, kejadian serupa tak terulang. Semoga sumbangan yang diberikan bisa meringankan beban yang dialami Ibu Eni. “Saya pribadi akan memberikan dana sebagai modal kerja kepada penjual makanan yang makanannya disita Satpol PP. Modal usahanya kan harian. Modal yang berupa makanan sudah disita Satpol PP. Kasihan tidak punya modal kerja. Saya juga bersyukur si Ibu juga mendapat simpati dari masyarakat dengan membantunya,” tuturnya. (IFR)

 

Sumber: Koran Jakarta

Join The Discussion