News

Mendagri Buka Rapat Koordinasi Pembinaan Inovasi Daerah

JAKARTA- Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, membuka sekaligus memberi arahan pada rapat koordinasi pembinaan inovasi daerah secara virtual, Senin (8/7/2020). Rapat tersebut terselenggara atas kolaborasi antara Kementerian Dalam negeri (Kemendagri), Kementerian Pedayagunaan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB), dan Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN). Kegiatan ini diadakan untuk membangun sinergitas dari lintas kementerian kepada daerah dalam menginisiasi inovasi pencegahan dan penanggulangan pandemi Covid-19.

Hadir sebagai pembicara, yakni Plt. Kepala BPP Kemendagri, Agus Fatoni, Deputi Bidang Pelayanan Publik, Kemenpan-RB, Diah Natalisa, dan Deputi Penguatan Inovasi Kemenristek/BRIN, Jumain Appe. Kegiatan ini diikuti oleh kepala daerah provinsi, dan kabupaten/kota, sekretaris daerah provinsi, dan kabupaten/kota, sekretaris BPP Kemendagri, kepala pusat litbang BPP Kemendagri, kepala badan litbang provinsi, dan kabupaten/kota, kepala Bappeda provinsi, kabupaten/kota, organisasi perangkat daerah yang membidangi kelitbangan, serta aparatur sipil negara (ASN) baik di pusat maupun daerah.

Dalam sambutannya, Mendagri menekankan, inovasi merupakan sebuah keniscayaan agar dapat beradaptasi dengan perubahan. Perubahan harus dapat diikuti, karena negara yang unggul adalah mereka yang mampu beradaptasi. Ia menunjukkan, peringkat Indonesia yang masih rendah dalam hal inovasi. Kemendagri, katanya, terus mendorong agar inovasi dapat berkembang, terutama yang dilakukan pemerintah daerah. Sebab, penilaian inovasi secara nasional tidak hanya diukur dari kinerja pemerintah pusat atau non pemerintah, tetapi juga melibatkan peran daerah.

Perihal penanganan Covid-19, beragam inovasi juga dibutuhkan. Tak sedikit pihak yang memprediksi pandemi ini akan berlangsung lama. Sampai saat ini,  semua pihak tengah berusaha menemukan vaksin atau obat yang ampuh menangani Covid-19. Berbagai sumber menyebutkan, vaksin paling cepat ditemukan pada tahun mendatang. Namun, karena infeksinya menyerang banyak orang, sehingga proses pemberian vaksin juga bakal berlangsung lama. “Oleh karena itu diperkirakan penyelesaian Covid-19 ini, akan berlangsung dalam jangka waktu yang tidak sebentar,” kata Mendagri.

Di sisi lain, lanjut Tito, pandemi tak hanya berdampak pada aspek kesehatan, tetapi juga melumpuhkan sektor ekonomi karena terjadi banyak pembatasan. Oleh karenanya, dibutuhkan jalan tengah yang mampu menyelamatkan keduanya. Saat ini, seluruh negara di dunia mencari jalan tengah tersebut. Salah satu upayanya, dengan tetap agresif  mengatasi penyebaran Covid-19, sekaligus mengondisikan agar aktivitas masyarakat kembali produktif. Hal ini untuk menekan dampak ekonomi agar tidak terlalu terpuruk. Kendati begitu, jalan tengah tersebut diterapkan dengan tetap mempertimbangkan aspek keamanan dari Covid-19. “Inilah yang kemudian dalam terminologi dunia dikatakan sebagai new normal, jadi kehidupan tatanan dunia baru yang normal beradaptasi dengan covid-19,” ujar Tito.

Dalam konteks tersebut, menurutnya perlu adanya prakondisi agar masyarakat dapat memahami. Pemerintah daerah berperan penting untuk memperkenalkan sekaligus membuat kondisioning tatanan dunia baru yang produktif dan aman dari Covid-19. Tatanan normal baru tersebut, dapat dilakukan dengan menerapkan beragam inovasi. “Pemerintah daerah harus bergerak,” ujarnya.

Guna memunculkan beragam inovasi tersebut, Kemendagri tengah menggelar lomba inovasi daerah. Sejumlah sektor yang dilombakan di antaranya, pasar tradisional, pasar modern/mal dan sejenisnya, restoran, hotel, tempat pariwisata, transportasi umum, serta Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP). Lomba ini menyasar seluruh daerah dalam menyiapkan tatanan normal baru produktif dan aman dari Covid-19.

Dukungan daerah berinovasi juga datang dari Kemenpan-RB dan Kemenristek/BRIN. Deputi Bidang Pelayanan Publik, Kemenpan RB, Diah Natalisa, mengatakan upaya mendorong lahirnya inovasi di bidang pelayanan publik telah dilakukan melalui beragam program. Langkah ini salah satunya dengan membangun kolaborasi bersama sejumlah pihak, termasuk Kemendagri. Ihwal inovasi penangan Covid-19, saat ini Kemenpan-RB juga tengah menggelar apresiasi bagi inovator yang melakukan inovasi pelayanan publik dalam penanganan Covid-19.Kegiatan ini, lanjutnya, diharapkan dapat menginspirasi banyak pihak, baik nasional maupun internasional untuk berinovasi.

Diah menuturkan, mekanisme penjaringan inovasi pelayanan publik ini menggunakan dua cara,  yakni melalui media sosial dan pendaftaran mandiri pada aplikasi Jaringan Pelayanan Publik Nasional. “Apresiasi inovasi pelayanan publik penanganan Covid-19 akan diberikan kepada tiga pihak, yaitu kementerian/lembaga dan pemerintah daerah, organisasi/lembaga instansi swasta, serta masyarakat secara umum, baik individu maupun organisasi,” ujarnya. Dirinya mengimbau, agar para inovator dapat mendaftarkan diri jika memiliki inovasi yang dimaksud.

Sementara itu, Deputi Penguatan Inovasi Kemenristek/BRIN Jumain Appe menuturkan, membangun inovasi membutuhkan kolaborasi semua pihak. Dirinya mengapresiasi, terselenggaranya kegiatan rapat koordinasi, sebagai upaya mendorong daerah berinovasi. “Tidak bisa hanya didukung oleh pemimpin, tetapi juga perlu didukung oleh seluruh perangkat kerja di bawahnya, termasuk masyarakat,” ujarnya.

Selama ini, Kemenristek/BRIN telah melakukan beragam ikhtiar untuk meningkatkan daerah berinovasi. Salah satu upaya ini, yaitu melalui pengukuran indeks daya saing daerah. Di sisi lain, dalam mendorong lahirnya inovasi dalam penanganan pandemi, Kemenristek/BRIN juga telah membentuk konsorsium yang terdiri dari lintas kementerian/lembaga dan juga perguruan tinggi. Dari wadah tersebut telah melahirkan beragam inovasi yang bisa dimanfaatkan.

Senada dengan Jumain Appe, Plt. Kepala BPP Kemendagri, Agus Fatoni, menekankan segala upaya akan lebih efektif jika dilakukan dengan berkolaborasi, termasuk dalam membangun daerah berinovasi. Ia sadar, banyak kementerian/lembaga yang melakukan pembinaan dalam mendorong daerah berinovasi. “Hari ini kita mendapat pelajaran, bahwa kita harus berinovasi di segala bidang, lebih-lebih dalam menghadapi situasi pandemi yang tengah melanda negara di seluruh dunia,” katanya.

Hidup di tengah pandemi, lanjut Fatoni, meniscayakan adanya inovasi agar mampu beradaptasi. Karenanya, tatanan kehidupan normal baru yang produktif dan aman dari Covid-19 harus dipersiapkan. (MJA)

Join The Discussion