JAKARTA – Agar hasil-hasil penelitian dapat diarasakan secara langsung di masyarakat, maka diseminasi hasil penelitian sangat penting dilakukan. Di bidang pertanian, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, dan Jember, Jawa Timur menjadi salah satu daerah yang diujicobakan dalam bidang pengolahan jagung, yang dilakukan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Sebagi salah satu lembaga penelitian yang memprioritaskan ketahanan pangan, baru –baru ini, LIPI mengenalkan teknologi pupuk organik cair hayati dan peningkatan nilai tambah produk pertanian melalui produk olahan mie non gandum berbasis jagung. Hal itu dilakukan dalam rangka untuk membantu dalam pengembangan potensi di masing-masing daerah.
Peneliti Pusat Penelitian Biologi LIPI, Sarjiya Antonius mengatakan pentingnya pemasyarakatan teknologi pembuatan pupuk cair hayati dilakukan agar masyarakat setempat dapat memproduksi secara mandiri sehingga bisa menekan biaya pembelian pupuk.
“Dengan pupuk ini juga tanaman dan tanah menjadi lebih sehat bila dibandingkan penggunaan pupuk kimia. Penggunaan pestisida yang sering akan menyebabkan hama menjadi resisten,” kata Sarjiya.
Sementara itu, peneliti Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI, Lia Ratnawati, mengungkapkan jagung merupakan komoditas pertanian yang sangat potensial untuk dikembangkan karena iklim di Indonesia sangat cocok untuk pertumbuhan jagung.
“Produksi tanaman jagung ini ternyata tidak diimbangi dengan teknologi pengolahan pasca panen yang efisien sehingga tidak sedikit jagung yang setelah dipanen tidak dimanfaatkan sehingga rusak akibat serangan atau jamur. Pengolahan bahan makanan dengan bahan dasar jagung merupakan salah satu alternatif pemanfaatan pasca panen jagung, karena selama ini sebagian besar jagung dimanfaatkan sebagai pakan ternak,” ujar Lia. (LIPI/msr)