Dalam sebuah syair lagu Koes Plus menyebutkan, Indonesia merupakan tanah surga. Tongkat kayu ditanam jadi tanaman. Begitu subur kekayaan bangsa ini, sehingga berbagai pelosok negeri terutama Eropa datang ke Indonesia untuk berbondong-bondong merampas hasil kekayaan Indonesia.
Masalah stabilisasi harga pangan ini juga menjadi perhatian Kementerian Dalam Negeri. Pasalnya permasalahan pangan ini menyumbang 30 persen inflasi. Seperti Beras, Minyak Goreng, Jagung, Daging, dan Lombok.
Menurut Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo, masalah pangan seperti beras, Indonesia mengalami keterlambatan panen sehingga menghambat sistem perekonomian bangsa.
Selain itu, permasalahan daging juga menjadi masalah pangan di Indonesia. Bahkan masyarakat Jakarta sendiri saja penyumbang konsumsi daging terbesar. “Daging di Jakarta saja perhari 25 ribu kg. Itu saja, buntutnya, kepalanya kita masih ditambah dari Australia dan Kanada,” katanya pada acara Pengarahan Seluruh Pejabat Struktural di lingkungan Kementerian dalam Negeri, Senin (04/01).
Ke depannya, masalah daging ini Tjahjo berpesan kepada pejabat Kementerian Dalam Negeri untuk bekerja sama dengan Menko Perekonomian dalam menekan inflasi terutama masalah pangan. “Jika kalau masih kurang, saya berharap ke depannya kita bisa impor sapi dari India, sapi disana lebih murah. Yang penting tim itu harus komunikasi, segala keluhan sampaikan ke saya,” pesan Tjahjo.
Dengan begitu, diharapkannya ke depan masalah pangan dapat sedikit menekan inflasi perekonomian Negara. “Pengelolaan anggaran harus efektif, efisien, jelas dan mengimplimentaskan dengan detail rincian anggaran,” tutupnya. Indah