News

Malam Puncak IGA 2018, Kemendagri Serahkan Penghargaan untuk Daerah Inovatif

JAKARTA – Kementrian Dalam Negeri (Kemendagri) melalui Badan Penelitian dan Pengembangan (BPP) Kemendagri menyerahkan penghargaan kepada sejumlah pemerintah daerah yang dianggap menghadirkan inovasi serta berprestasi dalam aspek kepemimpinan birokrasi dan sosial. Penghargaan tahun ini di anugerahkan kepada 3 pemerintah provinsi, 10 pemerintah kabupaten, dan 10 pemerintah kota, 2 daerah tertinggal, dan 2 daerah perbatasan.

Terpilih sebagai pemenang untuk kategori provinsi yakni Jawa Barat, Jawa Timur dan Sumatera Barat, dari 5 nominasi. Sementara untuk Kabupaten/Kota dengan nilai tertinggi diraih oleh Banyuwangi, Padang Pariaman, dan Gresik. Begitu juga dengan pemerintah kota dengan nilai tertinggi diraih oleh Bandung, Makassar, dan Malang.

Dalam sambutannya Mendagri Tjahjo Kumolo mengatakan pemerintah mendorong setiap daerah berinovasi. “Karena kunci dalam meningkatkan daya saing daerah adalah jika semua daerah bergerak melakukan inovasi di daerahnya masing- masing,” ucap Tjahjo pada Malam Penghargaan Innovative Government Award (IGA) 2018 di Jakarta, pada Jumat (7/12/2018).

Menurut Tjahjo tujuan utama dari inovasi daerah adalah meningkatkan daya saing daerah untuk kemajuan Indonesia. Selain itu, Tjahjo menambahkan, IGA merupakan momentum kebangkitan bangsa Indonesia yang tidak boleh dianggap sebagai seremoni belaka.

Menurut Tjahjo hasil laporan Global Innovation Index (GII) tahun 2018 tentang inovasi, Indonesia menempati posisi ke-85 dari 126 negara. “Dalam hal inovasi menurut GII, Indonesia naik 2 peringkat dari tahun sebelumnya yang berada pada peringkat ke-87. Ini menjadi kebanggan kita bersama”, tukas Tjahjo.

Pemerintah menurut Tjahjo terus berupaya mendukung daerah untuk berinovasi, salah satunya adalah mengeluarkan regulasi. “Badan Penelitian dan Pengembangan (BPP) Kemendagri telah diberi amanah untuk melaksanakan regulasi yang berisi pembinaan umum dan pembinaan teknis dalam bentuk fasilitasi, konsultasi, pendidikan dan pelatihan, serta penelitian dan pengembangan kepada daerah untuk berinovasi”, jelas Tjahjo.

Tjahjo beranggapan, visi inovasi daerah ke depan harus dapat mewarnai gerakan pembangunan dengan Filosofi inovasi. Filosofi cut off cost of the money, cut off bureaucratic path, dan cut off the time. Filosofi inovasi tersebut akan membuat daerah menjadi Smart city san Smart Regional sebagai cikal bakal Pemerintah Indonesia yang Smart Government”, tambah Tjahjo.

Di akhir acara tersebut Tjahjo mengakui bahwa kesulitan menghadirkan inovasi di daerah adalah pada sosok pemimpin daerahnya itu sendiri. “Dibutuhkan pemimpin-pemimpin unggul yang mampu melakukan terobosan strategis. Ini lah tugas berat Pemerintah terutama Kemendagri untuk melakukan pembinaan bagi Kepala Daerah”, imbuh Tjahjo.

Join The Discussion