JAKARTA – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menggelar Indonesia Science Expo (ISE) 2017. Pelaksana Tugas Kepala LIPI, Bambang Subiyanto mengatakan hal ini untuk menekankan pentingnya pemanfaatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Sehingga didapatkan dukungan dari pemerintah dan swasta.
“Pada intinya, kami ingin meningkatkan apresiasi pemangku kepentingan, terutama pihak swasta akan arti penting dan pemanfaatan Iptek bagi pengembangan dunia usaha,” kata Bambang melalui siaran pers, Sabtu 7 Oktober 2017.
Penyelenggaraan ISE 2017 yang memajang ratusan karya penelitian anak bangsa ini terbilang istimewa. Sebab bersamaan dengan 50 tahun kiprah LIPI di Indonesia. ISE tahun ini merupakan penyelenggaraan yang kedua, setelah penyelenggaraan pertama berlangsung pada 2015 silam.
Bambang menjelaskan, pergelaran ISE merupakan bagian dari peringatan 50 tahun kiprah LIPI (1967-2017) dengan tiga tujuan utama. Pertama yakni pertanggungjawaban kepada publik tentang peran dan capaian LIPI dalam membangun bangsa dan negara.
Kedua, momentum untuk melakukan evaluasi atas kekuatan dan kelemahan LIPI dalam menjalankan fungsinya dalam pengembangan Iptek dan pemanfaatannya oleh pemangku kepentingan dan masyarakat secara umum.
“Ketiga, merumuskan usulan pemikiran/konsep LIPI ke depan untuk “membumikan” pengembangan ilmu pengetahuan dan kebermanfaatannya bagi masyarakat,” kata Bambang.
Ketua ISE 2017, Laksana Tri Handoko menjelaskan ada tiga konsep utama dalam acara itu, yakni Science for Science, Science for Scientific Community, dan Science for Stakeholders.
Science for Science adalah kontribusi LIPI dalam perkembangan ilmu pengetahuan melalui perbaruan teori/metode, hasil-hasil temuan baru, dan karya tulis ilmiah yang bereputasi.
Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik (IPT) LIPI ini melanjutkan, bahwa konsep Science for Sientific Community yang merupakan kontribusi LIPI dalam mencerdaskan bangsa lewat kebermanfaatan dari hasil-hasil risetnya.
“Terakhir, Science for Stakeholder yakni kontribusi LIPI bagi kebijakan negara dan masyarakat melalui pemberian nilai tambah, arah kebijakan, dan perubahan pola kerja bagi kehidupan berbangsa lewat hasil-hasil risetnya,” kata Handoko.
Kemudian secara penyelenggaraan, Handoko menyebutkan bahwa tujuan diselenggarakannya ISE adalah untuk mengomunikasikan atau memasyarakatkan apa yang telah dilakukan peneliti Indonesia dalam bidang riset dan manfaatnya bagi masyarakat luas.
“Kami ingin pula agar hasil riset benar-benar terasa manfaatnya bagi masyarakat, baik jangka pendek hingga jangka panjang,” tandasnya.
Sebagai informasi, ISE akan menampilkan hasil-hasil riset peneliti, baik kementerian dan lembaga negara, perguruan tinggi dan tentunya juga LIPI, serta industri. Kegiatan tersebut akan dilaksanakan pada 23-26 Oktober 2017 di Balai Kartini Jakarta.
Selain pameran sains, ISE akan diisi beragam kegiatan antara lain Science Movie, Science Art, Science Show, Games, workshop,talkshow, Youth Science Fair 2017, Science Based Industrial Innovation Award 2017, Pekan Inovasi Teknologi 2017, pameran industri, pameran perguruan tinggi serta lembaga penelitian dan pengembangan, serta konferensi ilmiah (lebih kurang 18 konferensi).
Sementara khusus untuk Youth Science Fair, kegiatan ini merupakan pertama kali di Indonesia dengan melibatkan para pemenang Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) LIPI 2017, Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI 2017, Loreal Girl’s in Science, dan Kalbe Junior Scientist Award.
Sedangkan lebih mengerucut pada LKIR, kegiatan ini telah menjaring proposal sejumlah 3.706 pada tahun ini. Dari jumlah tersebut ditetapkan 52 finalis (pemenang) yang akan dibimbing oleh peneliti LIPI selama 3-4 bulan.
Dalam penyelenggaraan ISE sendiri, LIPI merupakan penggagas kegiatan tersebut. Untuk menyukseskan ISE agar lebih diterima masyarakat, LIPI menggandeng promotor iD.M (Ideas Reinvented), yang tergabung dalam Media Group (Media Indonesia, Metro TV, dan Metrotvnews.com).