Jakarta – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengirim sejumlah peneliti muda untuk mengikuti ajang bergengsi kompetisi ilmiah internasional Intel International Science and Engineering Fair (Intel ISEF) 2017 di Los Angeles, California, Amerika Serikat 14-19 Mei 2017.
Delapan remaja yang akan menjadi wakil Indonesia ini merupakan para pemenang kompetisi Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) tahun 2016. Mereka akan berkompetisi dengan sekitar 1800 pelajar dari 75 negara di dunia dalam ajang tahunan tersebut. Total hadiah yang diperebutkan mencapai US$ 4 juta.
Kepala LIPI Iskandar Zulkarnain mengatakan, pengiriman para peneliti remaja pemenang LKIR ini merupakan wujud nyata pembinaan yang serius dari LIPI bagi generasi muda Indonesia.
“Tujuannya agar para remaja bisa lebih mencintai kegiatan meneliti sebagai salah satu upaya peningkatan daya saing negeri ini di tataran global,” katanya di Jakarta, Senin (8/5).
Iskandar menambahkan ajang Intel ISEF merupakan kesempatan emas bagi pemenang LKIR untuk menguji kemampuan dalam ajang ilmiah internasional. Hal ini menjadi kesempatan berharga untuk mengembangkan jaringan yang akan berguna di masa depan.
Deputi Ilmu Pengetahuan Teknik LIPI LT Handoko menggungkapkan, dari tahun ke tahun minat remaja untuk mengikuti LKIR terus meningkat. Para pemenang LKIR dipilih dari sisi kebaruan dan riset yang inovatif.
“Para pemenang juga didampingi mentor dari LIPI sesuai topik penelitian terkait. Riset yang dilakukan juga mengikuti kaidah standar riset,” ucap alumni LKIR tahun 1986 ini.
Saat ini LKIR sudah berusia 49 tahun. Peminat LKIR dari kalangan remaja setingkat sekolah menengah atas pun terus meningkat. Bidang ilmu pengetahuan alam menjadi bidang riset yang paling banyak diajukan.
“Ilmu pengetahuan alam paling dekat dengan kehidupan kita. Mereka melihat problem yang ada di sekitarnya,” ujar Handoko.
Kepala Biro Kerja Sama, Hukum dan Humas LIPI Nur Tri Aries mengungkapkan tahun ini merupakan tahun kelima Indonesia mengikuti Intel ISEF. Torehan prestasi sudah pernah diraih yakni di tahun 2012 meraih juara ketiga grand award dan tahun 2015 juara ke empat grand award.
“Untuk spesial award memang tidak mudah diperebutkan. Namun yang terpenting para remaja ini berjuang terus dan bisa mewakili Indonesia dengan baik,” papar Nur.
Dalam kompetisi internasional itu, Indonesia berhasil meraih award di kategori lingkungan. Sedangkan di kategori food biasanya diraih Thailand dan Vietnam.
Para pelajar yang mewakili Indonesia dalam ajang Intel ISEF tersebut antara lain, Chyntia SY Hasan dan Zahratul Jannah dari SMAN 80 Jakarta, juara dua LKIR kategori life sciences. Penelitian yang diangkat yakni hubungan daya rekat lamella cicak rumah (Cosymbotus platyurus) terhadap tingkat kekasaran media pijak melalui pengamatan perilaku.
Sementara itu pelajar lainnya Azizah Dewi Suryaningsih dari SMAN I Yogyakarta juara satu LKIR kategori earth and marine science. Shofi Latifah dan Intan Utami Putri dari SMA I Sungailiat Bangka Belitung, juara III LKIR kategori earth dan maritime science.
Adapula Latifah Maratun dari SMA Teras Boyolali Jawa Tengah, juara satu LKIR bidang social science. Miranti Ayu dan Octiafani Isna Ariani dari SMA Al Hikmah Surabaya juara satu LKIR kategori engineering science.
Selain delapan peneliti remaja ini, turut serta pula Hilmi dan Muhammad Farhan dari SMAN I Yogyakarta sebagai student observer di ajang tersebut. (IFR/Beritasatu.com)