Jakarta – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mendorong generasi muda agar sejak dini tertarik terhadap riset dan penelitian untuk mengungkap apa yang terjadi di lingkungannya berdasarkan kaidah ilmiah.
Untuk itu, sebanyak 53 karya ilmiah finalis berkompetisi dalam Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) ke-48 dan 29 invensi finalis berlomba dalam National Young Inventor Award (NYIA) ke-9 digelar LIPI pada tahun ini. Kompetisi tersebut dimaksudkan untuk membina minat remaja sejak dini terhadap penelitian dan riset.
Kepala LIPI, Iskandar Zulkarnain, mengatakan, LIPI sebagai pelopor karya ilmiah remaja sejak tahun 1968. Hal ini menjadi bentuk konkret LIPI untuk mencerdaskan bangsa.
“Negara maju melakukan pembinaan ilmiah sejak usia dini sehingga banyak peneliti dan ilmuwan di cetak di usia muda,” katanya di sela-sela pembukaan LKIR ke-48 dan NYIA ke-9 di Auditorium LIPI, Jakarta, Senin (26/9).
Dalam kompetisi ini, lanjut dia, para finalis juga dibimbing oleh para peneliti LIPI. Bahkan, peserta kompetisi bisa memanfaatkan laboratorium sekaligus menyaksikan apa yang dilakukan peneliti di sana.
Ia menambahkan, penyelenggaraan LKIR dan NYIA ini merupakan kerja sama dengan British Council melalui program Newton Fund yang didukung pula oleh Intel Indonesia dan PT Aneka Fermentasi Indonesia.
“Para pemenang kompetisi ini nantinya akan dikirim mengikuti kompetisi bertaraf internasional,” ucapnya.
Selama dua tahun terakhir, juri dari luar negeri juga dilibatkan untuk berbagi pengalaman pada para remaja peserta kompetisi.
Ketua Dewan Juri LKIR, Tri Nuke Pudjiastuti mengungkapkan, antusiasme remaja Indonesia meningkat tiap tahunnya di bidang riset. Tahun 2015 proposal yang masuk 2.041. Tahun 2016 terdapat 3.203 proposal dan hanya 53 proposal terpilih. Sementara itu untuk NYIA terpilih 29 invensi dari 867 karya usulan.
“Dari proposal terseleksi akan berkompetisi di antaranya 15 proposal bidang ilmu pengetahuan sosial dan kemasyarakatan, 10 ilmu pengetahuan teknik, 18 hayati dan 10 ilmu pengetahuan kebumian,” ucapnya.
Kompetisi LKIR dan NYIA pada tahun ini, berlangsung selama dua hari, 26-27 September 2016.
Deputi Direktur British Council di Indonesia, Ian Robinson, berpandangan, generasi muda merupakan potensi besar dalam pengembangan iptek di suatu negara.
“Kami berharap melalui kemitraan yang dibangun bersama LIPI dapat menjadi wadah bagi mereka agar berminat dalam melakukan penelitian,” kata Ian. (IFR/Beritasatu)