Jakarta – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengeluhkan sokongan anggaran yang dikeluarkan negara untuk bidang penelitian masih terlampau kecil.
Padahal, LIPI menegaskan sebuah negara besar tak akan sungkan mengeluarkan dana yang tak sedikit untuk perkembangan ilmu pengetahuan.
Peneliti LIPI, Masyhuri Imron, mengimbau tiap instansi dengan berbagai latar belakang ilmu pengetahuan seharusnya saling bersinergi untuk dapat meneliti satu masalah tertentu.
Dia menyatakan, tak bisa satu kasus hanya dibedah oleh satu disiplin ilmu tertentu saja. “Misalnya, dalam hal sumber daya ikan. Itu tidak hanya mengkaji sumber daya ikannya saja, tapi juga dibutuhkan background pengetahuan lain seperti bagaimana mengolah sumber daya manusianya,” ucap dia saat Dialog Nasional 2018 di Gedung Mina Bahari III Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta, Senin (1/10/2018).
Dia juga meminta, pemerintah turut mendukung hal ini lewat adanya sebuah kebijakan. Sebab, menurut dia, urgensi riset atau penelitian di Indonesia masih berposisi sebagai aksesoris saja.
“Dana untuk riset masih sangat kecil, 1 persen pun tidak. TidakĀ ada negara maju yang dana penelitiannya kecil, semuanya besar,” ujar dia.
Hal penting lainnya yang patut dicermati, ia menekankan, yakni bukan hanya perkara dana saja, tapi juga kesadaran pemerintah untuk dapat membuat kebijakan berbasis riset.
“Jadi sekarang kesannya kalau ada suatu masalahz akademisi berbicara sendiri, birokrat berbicara sendiri. Jadi tidak nyambung,” ujar dia.
Menjawab keluhan tersebut, Staf Ahli Menteri Bidang Relevansi dan Produktivitas Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) Agus Puji Prasetyono menyebutkan, pemerintah saat ini tengah menggodok regulasi agar nilai anggaran untuk bidang penelitian dapat diperkuat.
“Kami juga menyadari hal ini, tapi bukan soal mudah untuk membuat kebijakan seperti itu. Banyak pertimbangannya. Kita masih mematangkan itu,” pungkas dia.