JAKARTA – Kesiapan Indonesia menghadapi era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) harus dibarengi pula oleh kesiapan Aparatur Sipil Negara (ASN) baik yang berada di daerah maupun di pusat. Dengan sistem reformasi birokrasi yang sedang dijalankan saat ini, diharapkan bisa berdampak terhadap perbaikan peringkat kinerja Aparatur Sipil Negara.
Menurut Wirman Syafri Saliwa Guru Besar Administrasi Negara Institut Pendidikan Dalam Negeri (IPDN), Indonesia saat ini berada di bawah Singapura dan Malaysia untuk peringkat kualitas ASN. Wirman menambahkan, terdapat dua faktor penghambat ASN di Indonesia sulit bersaing, hedonisme dan pragmatisme telah membuat moral ASN di Indonesia menjadi rendah.
”ASN kita lebih mengutamakan penampilan, sementara pendapatan tidak sesuai. Selain itu, mereka tidak mau susah-susah, yang dipikirkan bagaimana cara agar cepat kaya, berpikir akan dihargai kalau pakai mobil bagus, rumah bagus, dan pakaian bagus,” ujar Wirman dalam Forum Diskusi Aktual (FDA) Pusat Litbang Pembangunan dan Keuangan Daerah BPP Kemendagri (31/3).
Selain hal tersebut, Wirman menambahkan masalah inkompetensi menjadi penghambat persaingan daerah dalam menghadapi MEA, ASN banyak yang tidak mau belajar dan mengembangkan diri, di daerah, misalnya, masih banyak pola karir yang tidak jelas.
“Ada yang baru tiga bulan diganti, menduduki jabatan harus bayar, itu yang menjadi penyebab ketidaktenangan bekerja, ditambah sistem birokrasi yang mempersulit pegawai daerah untuk mutasi, selain itu, pengetahuan ASN akan tupoksi sangat terbatas bahkan banyak yang tidak paham, peraturan tidak dipelajari dengan baik, bagaimana mungkin bisa mengembangkan inovasi,” ungkapnya. (MSR)