KEPULAUAN SERIBU – Kesadaran masyarakat yang tinggal di pulau-pulau kecil Indonesia terhadap pengelolaan air tanah atau air tawar perlu ditingkatkan. Apalagi pulau tersebut menjadi destinasi pariwisata seperti Pulau Pari, maka potensi krisis air cukup tinggi mengingat kebutuhan air tentu meningkat seiring banyaknya wisatawan yang datang.
Hal inilah yang menjadi perhatian LIPI melalui Unit Pelaksana Teknis Loka Pengembangan Kompetensi Sumber Daya Manusia Oseanografi (UPT LPKSDMO) bersama dengan tim kolaboratif Indonesia Global Compact Network (IGCN) dan Habitat for Humanity Indonesia (HfHI) untuk memberikan solusi terhadap ancaman krisis air tersebut. Ketiga lembaga ini pun melakukan kegiatan assessment (penilaian, red) ke Pulau Pari dengan tujuan menentukan strategi peningkatan kapasitas masyarakat terhadap pengelolaan air dan perilaku hidup bersih.
Kepala UPT LPKSDMO LIPI, Triyono menjelaskan, kegiatan assessment yang dilakukan pada 24-27 September 2016 ini berupaya melakukan pemetaan sosial di Pulau Pari sebagai kunci keberhasilan program peningkatan kapasitas masyarakat. “Melalui diskusi dengan para tokoh lokal serta masyarakat Pulau Pari, tim mendapatkan informasi krusial mengenai kondisi sosial ekonomi di pulau tersebut,” katanya.
Dari informasi ini, lanjutnya, maka tim membuat program peningkatan kapasitas dan kesadaran dalam menjaga keberlanjutan air di Pulau Pari. Program itu didukung oleh United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO), IGCN melalui Indonesia Water Mandate Working Group (IWMWG), PT Pindo Deli Pulp & Paper Mills, dan HfHI.
Wujud program ini adalah pilot project (proyek percontohan, red) untuk mencari solusi kerawanan krisis air di pulau tersebut. Pilot project itu meliputi edukasi mengenai manajemen air serta pelatihan mengenai manajemen sampah dan sanitasi.
Untuk LIPI, Triyono menyebutkan akan memperkenalkan teknologi Simpanan dan Imbuhan Buatan Air Tanah (SIMBAT) dari peneliti Pusat Penelitian Geoteknologi. Teknologi ini diharapkan secara efektif mengurangi salinitas air di Pulau Pari. “Upaya konservasi air ini juga akan diperkuat dengan pembuatan lubang biopori,” tutupnya. (LIPI)