JAKARTA – Jumlah peneliti di Indonesia memang masih sedikit. Padahal jumlah penduduknya sendiri termasuk terbanyak di kawasan ASEAN. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kegiatan penelitian kita di Indonesia, sehingga kurang berkembang dari negara ASEAN lainnya.
Hal tersebut disampaikan oleh Dirjen Penguatan Inovasi, Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), Jumain Ape di Gedung LIPI, Jakarta, Selasa (8/11/2016).
“Ada beberapa hal yang menjadi kendala dalam posisi penelitian di Indonesia, yakni korupsi, birokrasi dan infrastruktur,” ungkapnya. Tiga hal tersebut yang juga yang selalu digenjot oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo. “Yakni jangan sampai ada pungli,” imbuhnya.
Selain itu, memperkuat teknologi juga akan menjadi kunci dalam kemampuan peneliti Indonesia untuk melakukan penelitian. Oleh karena itu disebut dengan revolusi mental. “Membangun infrastruktur. Science, teknologi serta inovasi menuntut dengan keras. Memang tidak muda, karena itu kita harus bertekad,” ujarnya.
Jumain menambahkan, bahwa perlu penguasaan pada sains dan teknologi. “Intinya kuasai sais dan teknologi. Kuncinya dengan adanya sinergi dan kerjasama, terbuka, dan kreativitas,” tambahnya. (IFR/Kedaulatan Rakyat)