News

Keberlanjutan Riset Vaksin Dengue Dijamin

JAKARTA — Pemerintah menjamin riset-riset jangka panjang yang menjadi prioritas, termasuk riset vaksin dengue oleh konsorsium, tetap berlanjut meski butuh waktu bertahun-tahun. Jika ada pelemahan perekonomian, kemungkinan riset tertunda atau terhenti amat minim.”Riset vaksin dengue oleh konsorsium adalah prioritas, didukung Kemristek dan Dikti (Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi) dan Kemenkes (Kementerian Kesehatan),” ucap Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan Kemristek dan Dikti Muhammad Dimyati.

Salah satu hambatan dunia riset di Indonesia adalah keberlanjutan pendanaan. Tahun ini, misalnya, anggaran lembaga riset pemerintah dipotong karena penghematan anggaran pendapatan dan belanja negara.

Menurut Dirjen Sumber Daya Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Kemristek dan Dikti, Ali Ghufron Mukti, kementerian tahun ini menganggarkan Rp 710 miliar untuk sarana dan prasana perguruan tinggi, turun dari anggaran 2015 yang Rp. 1 Trilliun lebih.

Anggaran sarana-prasana itu termasuk untuk membiayai infrastruktur dan kelengkapan riset, seperti laboraturium dan gedung pusat riset. Padahal, dana terbatas membuat peneliti kerap menunda, membeli alat dan bahan riset, serta memanfaatkan alat riset lembaga lain. Itu mengancam kelangsungan riset vaksin dengue.

Meski demikian, Dimyati optimis, antara lain karena  pembiayaan riset oleh industri tumbuh. Contohnya, pada Program Pengembangan Teknologi Industri tahun 2016, sebanyak 43 persen anggaran berasal dari mitra dan Kemristek dan Dikti menanggung 57 persen. “Industri makin mau karena melihat prospek pasar,” ujarnya.

Syaratnya, industri dilibatkan sejak awal riset agar tahu manfaatnya dan berbagi pembiayaan. Itu terwadahi loewat sistem konsorsium, seperti di Konsorsium Vaksin Dengue yang melibatkan PT. Bio Farma sejak awal. (IFR/Harian Kompas)

Join The Discussion