MASAMBA – Badan Penelitian dan Pengembangan (BPP) Kabupaten Luwu Utara, menggelar Sidang TPM (Tim Pengendali Mutu) untuk Kajian Strategi Pengendalian Kantrantibnas (keamanan, ketentraman, dan ketertiban masyarakat) di Kabupaten Luwu Utara pada (20/04) lalu di Aula Bappeda Luwu Utara.
Acara tersebut merupakan instrument atau wadah yang bertujuan untuk memastikan kegiatan kelitbangan di daerah memenuhi standar mutu ilmiah, baik dari sisi metedologis maupun subtansial. “Kajian strategi ini akan menjadi target kinerja RPJMD (Rencana Jangka Menengah Daerah) Kabupaten Luwu Utara periode 2016-2021, mengingat berbagai persoalan konflik di Luwu Utara sangat intens terjadi,” tutur Bambang Irawan Kepala BPP Daerah Luwu Utara.
Menurut data 2012, konflik antarpemuda di desa Luwu Utara senantiasa terjadi dengan intensitas minimal setahun sekali, meski pemerintah daerah setempat telah melakukan langkah-langkah dan upaya kreatif dalam meredam potensi gangguan kantrantib di Luwu Utara.
“Banyak program dan upaya yang telah kami lakukan, antara lain seperti pertemuan pemuda bernuansa seni budaya, kegamaan, kegiatan olahraga, ikrar perdamaian, serta upaya-upaya preventif, persuasif hingga melibatkan peran orangtua. Namun sayangnya, masih banyak terjadi di beberapa desa, sehingga menyebabkan sejumlah kerugian yang ditimbulkan. Bahkan, ini seperti menjadi agenda tahunan yang berulang,” terangnya.
Untuk itu, kegiatan Sidang TPM Kantrantibnas ini diharapkan dapat menghasilkan rumusan kebijakan strategis jangka pendek, menengah, dan panjang yang dapat direkomendasikan pada pemerintah daerah dalam mengendalikan dan mencegah gangguan serta ancaman kantrantib di Kabupaten Luwu Utara.
“Sebagai upaya mengoptimalkan peran Badan Litbang di daerah, kami tentu berharap kajian ini dapat meminimalisasi gangguan kantrantib dan menciptakan keamanan dan kenyamanan di Kabupaten Luwu Utara. Untuk itu, saya berharap agar seluruh tim sidang dapat berkontribusi dan mengambil peran dalam menyempurnakan dan menyukseskan tahapan ini. Kami juga bekerja sama dengan beberapa pakar dari Universitas Hasanuddin Makassar dalam kajian ini,” tutupnya. (IFR)