News

Jumlah Publikasi Ilmiah Indonesia Jauh di Bawah Malaysia

JAKARTA – Data Publikasi Internasional Scopus Indonesia masih jauh bila dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand. Hal itu diungkapkan oleh Direktur Pengelolaan Kekayaan Intelektual Kemenristek Dikti, Dr. Sadjuga dalam Workshop KSI (Knowledge Sector Initiative) Sharing Session Pengelolaan Jurnal: Kebijakan dan Prakteknya, Selasa (11/4) di Hotel DoubleTree, Cikini, Jakarta Pusat.

Sadjuga menjelaskan, keberadaan Jurnal Ilmiah Indonesia sebenarnya sudah melonjak signifikan jika dibanding tahun-tahun sebelumnya dan beberapa negara ASEAN yang mengalami pasang-surut.

“Dari grafik kita bisa lihat, bahwa angka publikasi internasional Malaysia dari Scopus sudah di atas 2.500 publikasi lalu mengalami penurunan, disusul kemudian Singapura (2.000), Thailand (1.400) dan Indonesia (1.132),” tuturnya.

Sementara itu, data 2016 mencatat bahwa masih ada sekira 4.084 jurnal Indonesia yang belum terindeks Scopus, dan akan terus didorong agar semakin popular di kancah internasional.

Sekadar informasi, Scopus merupakan indeksasi jurnal ilmiah yang bergengsi di kalangan internasional. Beberapa pengelola jurnal, berlomba-lomba agar jurnal ilmiahnya bisa terindeks di Scopus dan dibaca seluruh mata dunia. Jika jurnal sudah terindeks di Scopus, maka jurnal tersebut layak diperhitungkan karena memunyai angka kredit yang besar (40) guna kenaikan tingkat jabatan fungsional peneliti.

“Tapi sejauh ini trend meningkat terus, termasuk publikasi dari Perguruan Tinggi. Data 2016 tercatat ada 1.921 jurnal dari PTN (Perguruan Tinggi Negeri) dan 6.177 dari PTS (Perguruan Tinggi Swasta), hal ini meningkat 20 persen dari sebelumnya, dan kita berharap ini nantinya akan terindeks di Scopus,” paparnya. (IFR)

 

Join The Discussion