Jakarta – Jumlah peneliti perempuan baik di Indonesia maupun dunia jumlahnya belum sama banyaknya dibandingkan laki-laki. Kehadiran peneliti perempuan dalam sains memiliki beberapa kelebihan untuk memperkaya hasil penelitian yang sudah ada.
Di Indonesia, hanya ada 31 persen peneliti wanita berdasarkan data UNESCO Institute for Statistics 2015. Persentase ini tak berbeda jauh dengan yang terjadi di dunia, data UNESCO 2015 mengungkap hanya 30 persen peneliti perempuan.
Menurut Associate Professor Biologi Molekuler TIB, Fenny M. Dwivany perempuan atau wanita itu lebih memiliki beberapa keunggulan dibandingkan laki-laki.
“Perempuan itu lebih tekun dan detil saat mengerjakan sesuatu. Hal ini tentu diperlukan dalam sebuah penelitian,” tuturnya dalam roundtable discussion bersama L’Oreal Foundation di Jakarta pada Kamis (6/10/2016).
Tekun dan detil merupakan dua unsur yang amat diperlukan terutama pada bidang Fenny pada biologi molekuler. Ukuran hal-hal yang diteliti bukan bisa dilihat mata telanjang melainkan mikro.
Keunggulan selanjutnya perempuan itu luwes. Menurut wanita yang pernah mendapatkan penghargaan UNESCO-L’Oreal International Fellowship for Women in Science 2007 ini keunggulan wanita yang satu ini amat penting untuk ‘menjual’ hasil penelitian.
Penelitian sudah menghabiskan pikiran, waktu, dan tenaga tentu amat sayang bila hanya dibiarkan begitu saja. Namun keluwesan yang dimiliki perempuan bisa membuat investor atau siapapun menggunakan hasil penelitian untuk kepentingan lebih luas. (IFR/Liputan6.com)