Dikutip dari krjogja.com, perguruan tinggi harus mampu menyelesaikan masalah riil yang ada di masyarakat. Di situ riset dan inovasi yang dilaksanakan para dosen harus berorientsi ke market.
“Jadi riset inovasi harus menjadi fokus perguruan tinggi. Karena itu akan menjadi kue yang bisa dinikmati,” kata Prof Agus Budiyono MSc, Pakar Technopreneur and Educator dihadapan civitas akademika Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Kamis (02/01/2020).
Menurutnya, sementara ini masih banyak peneliti yang berorientasi ke paper. Bahkan diantara mereka ada yang terlalu fokus untuk publikasi ke jurnal diantaranya di scopus. Padahal yang seharusnya dikejar bagaimana agar riset dan inovasi yang dihasilkan mampu menembus pasar dan mengatasi masalah riil yang dibutuhkan masyarakat.
Prof Agus mencontohkan di bidang pertanian bisa melahirkan padi varietas baru. Untuk mempercepat perkembangan startup yang bermunculan ia menyarankan ada inkubator bisnis yang bisa melibatkan kalangan Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB). “Jadi sebagai universitas jangan disibukan dengan masalah yang tak relevan seperti Suku Agama,” tegasnya.
Dengan mendorong pengembangan riset dan inovasi yang dibutuhkan masyarakat, kedepan para peneliti akan menjadi benteng. “Dosen harus menjadi benteng,” tandas Prof Agus.
Rektor UNS Prof Dr Jamal Wuwoho menjelaskan Prof Agus adalah salah satu kandidat anggota dewan penyantun UNS. Ia dihadirlan untuk menjadi pembicara dalam silaturrahmi awal tahun 2020. Prof Agus dihadirkan untuk memberikan pandangan tentang tantangan perguruan tinggi di era revolusi industri 4.0.