News

ITS: Mobil Listrik Masih Sebatas Penelitian dan Kompetisi

Dikutip dari medcom.id, Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Mochamad Ashari mengakui, pengembangan kendaraan listrik menjadi produk massal terkendala pada biaya komponen baterai yang tinggi. Hal ini yang menyebabkan produksi mobil listrik masih sebatas pada pengembangan penelitian dan kompetisi.

“Sebetulnya mobil listrik itu sangat murah, yang mahal adalah baterainya. Itu mahalnya teknologi baterai yang jadi penghambat pengembangan mobil listrik di seluruh dunia,” kata Ashari saat dihubungi Medcom.id, Jakarta, Kamis 8 Agustus 2019.

?ITS hari ini merilis satu mobil listrik formula. Mobil ini akan dikirim ke Jepang untuk mengikuti kompetisi. Sebelumnya, ITS juga sudah meluncurkan satu mobil listrik dan satu mobil berbahan bakar bensin.

Mobil listrik tersebut bernama Lowo Ireng Reborn dan mobil berbahan bakar bernama Limosin. “Kalau saat ini mobil listrik formula kita masih dalam kompetisi. Adastudent competitiondi Jepang dan kita ikut. Masih sebatas penelitian dan kompetisi,” jelasnya.

Proses uji sertifikasi komponen kendaraan listrik juga tidak mudah. Hal ini dinilai wajar, apabila harga mobil listrik lebih mahal dari harga mobil berbahan bakar minyak. Banyak komponen yang mesti lolos uji sertifikasi.

“Sementara kalau kita jual di masyarakat ya tentunya harus mengikuti peraturan yang ada. Misalnya lolos sertifikasi, komponennya juga tahan lama dan lain-lain. Itu persyaratannya yang mesti kita penuhi kalau kita ingin produksi,” ujar Ashari.

Presiden Joko Widodo mengaku telah menandatangani Peraturan Presiden (Perpres) soal mobil listrik. Ia berharap, Perpres tersebut dapat menunjang industri mobil listrik di Indonesia.

“Sudah saya tandatangani Senin (5 Agustus 2019) pagi,” kata Jokowi di Gedung Sekretariat ASEAN, Jakarta, Kamis, 8 Agustus 2019.

Join The Discussion