Iran jauh meninggalkan Israel dalam hal riset ilmu pengetahuan. Dua dekade terakhir Iran berada di puncak urutan negara dengan riset terbanyak.
Mengutip publikasi media Israel, Haaretz, dua puluh tahun lalu, negeri Zionis itu menjadi super power riset ilmu pengetahuan di kawasan Timur Tengah.
Dilansir Sputniknews, Kamis (3/4/2018), sejak itu perlahan posisi Israel melorot, dan kini hanya di urutan ke-4 di bawah Turki dan Arab Saudi.
Merujuk publikasi Haaretz, Iran kini memimpin riset di bidang fisika, biologi, kimia dan administrasi bisnis. Namun riset bidang kemanusiaan, kebudayaan dan seni, Israel tetap juaranya.
Pemeringkatan ini tidak memperhitungkan populasi yang dengan demikian Iran yang berpenduduk 80 juta pasti memproduksi riset lebih banyak ketimbang Israel yang berpenduduk hanya 9 juta.
“Pada 1996, publikasi penelitian di Iran hanya 960 artikel. Bandingkan dengan Israel di tahun yang sama ada 10.000,” tulis Haaretz.
Pemerintah Iran, Turki, dan Arab Saudi kini membelanjakan lebih banyak anggarannya untuk mendorong riset dan pengembangan keahlian sumber daya lokal mereka.
Setiap tahun, Scopus, portal riset akademik merilis katalog naskah akademik dari seluruh negara di dunia. Mereka juga membuat pemeringkatan berdasar output penelitian.
Pada 2013, Iran ada di peringkat 17 dunia. Berdasar publikasi IDG Connect, pemerintah Iran mengalokasikan 75% dana riset, dan penelitian itu dikaitkan dengan kebutuhan ilmiah maupun industri.
Kemajuan Iran dalam hal riset ilmu pengetahuan terlihat dari daya tahan mereka menghadapi sanksi berat ekonomi yang dijatuhkan AS dan sekutu baratnya.
Dalam hal teknologi kemiliteran, Iran juga mengalami kemajuan pesar.
Mereka mampu memproduksi roket dan peluru kendali sampai pesawat nirawak. (TRIBUNJOGJA.COM)