News

Inovasi E-TLE Kejar Ketertinggalan Indonesia dengan Bangsa Asing

PEMASANGAN kamera CCTV yang terintegrasi dengan Electronic Traffic Law Enforcement (E-TLE) bukan hal baru bagi negara asing.

Namun demikian, hal tersebut merupakan inovasi baru di Indonesia, dimana Jakarta dipilih sebagai pilot project penerapan sistem penegakan hukum lalu lintas yang berbasis komputerisasi.

Masalah utama yang melatarbelakangi diterapkannya E-TLE tak terlepas dari minimnya budaya tertib masyarakat Indonesia khususnya Jakarta saat berkendara.

“Sekarang negara kita sudah ranking 9 kalau bicara aman. Tapi kalau bicara ketertiban, entah nomor berapa. Kalau kita contohkan tadi di Jepang itu sudah ribuan (CCTV), di negara lain jutaan. Jepang memang disiplinnya bagus sehingga meskipun banyak CCTV, yang melanggar sedikit,” ungkap Wakapolri Komjen Ari Dono saat Grand Launching E-TLE, IVRIS dan SMS Info di Bundaran HI, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (25/11/2018).

Dipasangnya CCTV diharapkan bisa meningkatkan ketertiban pengendara tanpa harus dipantau oleh aparat kepolisian.

Sistem akan langsung mengidentifikasi setiap jenis pelanggaran melalui kamera sehingga masyarakat harus berpikir ribuan kali sebelum melakukan pelanggaran.

“Harapannya kedepan bahwa kesadaran masyarakat yang tadinya dipaksa akan tumbuh dengan sendirinya. Lalu lintas tertib dengan sendirinya, tak perlu lagi ada polisi di jalan. Akan berkurang polisi. Kenapa? Karena yang ada di benak masyarakat kita sudah ada mata dimana-mana. Makanya kemudian kesadaran masyarakat meningkat,” katanya.

Sementara itu, Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Irjen Refdi Andri menyampaikan CCTV E-TLE akan memantau kondisi lalu lintas selama 24 jam sehingga tak ada celah bagi para pelanggar.

“Justru E-TLE ini pengawasannya 24 jam secara otomatis oleh kamera yang akan menganalisa, evaluasi dan melaporkan. Dengan data yang ada, akan dikirimkan ke alamat pelanggarnya. Semua pelanggaran akan terpantau. Apakah melanggar marka, tidak pakai helm, bonceng tiga, semua terpantau,” ungkapnya.

Menpan RB Syafruddin mengatakan inovasi E-TLE dinilainya penting untuk mengejar ketertinggalan bangsa Indonesia dengan negara lain.

Terlebih lagi, Indonesia sedang berbenah meraig capaian di segala aspek menjelang 100 tahun kemerdekaan Indonesia, 2045 mendatang.

“Indonesia sekarang sudah tidak tertinggal. Bangsa kita sedang mengadapi 2 tantangan besar, pertama tantangan ekonomi industri, kedua tantangan 100 tahun Indonesia Merdeka tahun 2045. Indonesia diharapkan menjadi ‘The Big Five In The World’ di semua aspek, harus ada di nomor 5 sedunia. Oleh karena itu, inovasi yang sedang dikejar tentu adalah sebuah langkah yang tepat untuk menuju yang kita cita-citakan,” ujar Syafruddin.

Saat ini, E-TLE baru terpasang di dua titik di Jakarta. Kedepannya, sistem tersebut diharapkan bisa diteruskan di provinsi lain sehingga terjadi perubahan pola kesadaran masyarakat saat berkendara yang selama ini dinilai masih minim.(tribunnews.com)

Join The Discussion