News

Ini Tiga Problem Riset Indonesia Menurut Kemenristekdikti RI

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Kemenristekdikti RI mengungkapkan ada tiga masalah yang terjadi pada dunia riset di Indonesia. Yakni, akreditasi lembaga penelitian, manajemen riset antara perguruan tinggi dan industri, serta relevansi riset dengan pasar.

Hal itu disampaikan Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan Kemristekdikti RI Muhammad Dimyati  dalam Forum Tematik Bakohumas yang mengambil tema, “Kebijakan dan Program Kemenristekdikti dalam Mendukung Penguatan Riset dan Inovasi,” di Hotel Aryaduta, Jakarta, Kamis (2/8/2018).

Menurut Dimyati, potret kependudukan Indonesia saat ini akan mendapat bonus demografi yang menjanjikan di masa akan dating.  Bonus demografi itu jika mampu dikembangkan dengan basis keilmuan akan sangat bermanfaat.

Berdasarkan Permen Ristekdikti Nomor 44 Tahun 2015 dan Permen Ristekdikti Nomor 20 Tahun 2017, menurut Dimyati, kewajiban dosen, peneliti, mahasiswa, S1/S2/S3 untuk publikasi guna memenuhi kewajiban masing-masing seperti promosi dan kelulusan.

“Pada Ratas 9 April 2018, Presiden Jokowi menginstruksikan agar pemerintah membuat suatu Badan Litbang yang terintegrasi dan menjadi induk dari semua litbang,” ujar Dimyati seraya mengutip pernyataan Presiden Jokowi agar anggaran riset tidak diecer-ecer, fokus, dan bermanfaat.

Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 38 Tahun 2018, menurut Dimyati, salah satunya berbicara tentang fokus dalam hal riset dalam hal pangan-pertanian.

Penyediaan barang dan jasa pemerintah, menurut Dimyati, berdasarkan Perpres Nomor 16 Tahun 2018 pasal 62 yakni pelaksana penelitian bukan hanya di lingkungan individu namun juga individu maupun ormas syaratnya memiliki skema.

Terpisah, Direktur Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi Kemristekdikti RI Retno Sumekar menyampaikan bahwa tingkat pertumbuhan perusahaan pemula (start up) Indonesia mencapai yang tertinggi di dunia (tingkat 6 dari startupranking.com).

“Perusahaan pemula sangat rentan terhadap kebangkrutan atau kegagalan di awal pendiriannya,” ujar Retno.

Dalam sesi kedua, dihadirkan pula 3 perusahaan pemula yang telah dilepas oleh Kemristekdikti yakni Youth Manual, Tolagul, dan Konverter Kit Bi-Fuel Solusi Penghematan Bahan Bakar Diesel.

Join The Discussion