Dana Ilmu Pengetahuan Indonesia (DIPI) bersama program pemerintah Inggris Newton Fund bakal menyalurkan hibah pendanaaan sebesar 5,5 juta poundsterling atau setara Rp99,55 miliar (asumsi kurs Rp18.100 per poundsterling) selama dua hingga tiga tahun ke depan.
Dana itu disalurkan untuk membiayai 11 proyek kolaborasi riset dasar terpilih berkelas internasional. Pendanaan tersebut didukung oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) di bawah Kementerian Keuangan.
Sebelumnya, DIPI merupakan badan otonom di bawah Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia. Badan ini dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden pada 2016 dan bertujuan untuk mendanai penelitian kelas dunia yang dapat meningkatkan daya saing Indonesia di kancah global.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan penyelenggaraan penelitian dasar merupa salah satu bentuk komitmen dari suatu negara untuk menciptakan suatu budaya unggul sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan dan peradaban.
“Indonesia sebagai suatu negara berkembang terus berupaya untuk memupuk komitmen dari negara ini di bidang pengetahuan termasuk di dalamnya penelitian,” ujar Sri Mulyani dalam acara penyerahan simbolik hibah dana riset kepada para peneliti di Gedung Perpustakaan Nasional, Kamis (11/1).
Direktur Eksekutif DIPI Teguh Rahardjo mengungkapkan proyek riset kolaboratif antara peneliti dari berbagai institusi di Inggris, Indonesia, dan Vietnam.
Proyek ini merepresentasikan proyek riset dasar di berbagai bidang seperti kesehatan dan lingkungan. Dari Indonesia, beberapa institusi yang terlibat diantaranya Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada,Universitas Teknologi Bandung,Universitas Padjajaran, Universitas Hassanudin, ICALRRD, dan Eijkman Institute.
“Mereka terpilih berdasarkan keunggulan dan kebaruannya. Dengan memilih untuk mendanai penelitian dasar yang berpotensi menghasilkan pengetahuan baru, DIPI juga berkontribusi dalam mendukung komunitas sains di Indonesia agar dapat berkontribusi di ranah global bersama komunitas internasional lainnya,” ujar Teguh.
Di tempat yang sama, Duta Besar Inggris untuk Indonesia, ASEAN, dan Timor Leste Moazzam Malik mengungkapkan dukungan pemerintah Inggria melalui program Newton Fund terkahap DIPI dalam menciptakan budaya ilmiah unggul di Indonesia.
“Kami berharap 11 proyek penelitian kolaboratif ini dapat menjadi contoh bagaimana penelitian dasar dapat mendukung pembangunan di Indonesia,” ujar Moazzam.
Salah satu proyek yang unik adalah menggunakan astronomi sebagai alat untuk membangun kapasitas di bidang sains, rekayasa teknik, dan matematika bagi guru dan pelajar SMA di sekitar lokasi observatorium Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Nantinya, proyek ini dikerjakan oleh Peneliti Institut Teknologi Bandung bersama dengan peneliti University of Manchester yang akan melaksanakan pelatihan dan pengenalan astronomi dasar bersama para guru dan pelajar.
Sejumlah proyek lainnya merupakan penelitian mengenai malaria, demam berbarah, hepatitis B, serta arbovirus. Selain itu, ada juga proyek mengenai hubungan antara tubercolosis dan diabetes. Tiga proyek lainnya akan membedah masalah gambut, mangrove, dan kebakaran hutan.