Jakarta – Industri produk onderdil otomotif di segmen aftermarket memiliki peluang pertumbuhan sangat besar. Hal itu mengacu pada kebutuhan penggantian onderdil kendaraan pasca pembelian. Lebih dari sebelas juta kendaraan penumpang akan habis masa garansi perawatannya pada 2020, demikian hasil riset Ipsos Business Consulting.
Dalam hasil studi terbarunya, Ipsos memproyeksikan terjadinya pertumbuhan populasi kendaraan yang habis masa garansinya hingga 9,7% per tahun sepanjang tahun 2015-2020.
Head of Consulting, Ipsos Consulting Indonesia, Douglas Cassidy, mengatakan, segmen produk aftermarket memberikan peluang bagi produsen lama maupun baru, dimana lebih dari 11 juta kendaraan penumpang akan habis masa garansi perawatannya.
“Berkembangnya pasar mobil bekas di Indonesia, membantu pertumbuhan pasar yang pada gilirannya meningkatkan permintaan produk-produk aftermarket,” kata Douglas Cassidy dalam siaran pers
Lebih jauh, Douglas Cassidy menggaris bawahi, konsumen memilih membeli kendaraan bekas karena harganya yang lebih murah dan terbatasnya ketersediaan dealer resmi mobil baru di wilayah mereka tinggal.
Consultant di Ipsos Consulting Indonesia, Brenda Karnadi, menyampaikan, kalangan produsen suku cadang otomotif akan terus bergantung pada peritel atau toko onderdil untuk memastikan cakupan distribusi yang luas yang menjangkau konsumen.
“Kalangan produsen suku cadang menghadapi tantangan utama dalam mengidentifikasi dan mengendalikan pihak distributor yang berkualifikasi dan memiliki akses luas ke saluran-saluran pemasaran tradisional seperti toko-toko onderdil dan bengkel-bengkel independen,” paparnya.
Brenda menyampaikan, meskipun banyak bengkel independen tidak resmi terus mendominasi pasar karena mampu menawarkan biaya yang lebih murah serta beragam layanan yang berstandar baik, bengkel-bengkel resmi (branded workshops) mampu meraih popularitas karena kualitas layanan dan produk mereka yang lebih tinggi.
“Munculnya banyak bengkel bermerek memungkinkan produsen suku cadang memasarkan produk-produknya secara langsung ke gerai-gerai ritel bermerek daripada menjual produk-produk mereka melalui saluran penjualan tradisional yang terfragmentasi,” imbuhnya.