News

Industri Asing Diharap Libatkan Lembaga Riset Lokal

KARAWANG — Pemprov Jabar, menyesalkan masih minimnya industri asing yang menggandeng lembaga riset dan pengembangan lokal. Padahal, di provinsi ini ada 12 perguruan tinggi terkemuka yang bisa menjadi mitra riset serta pengembangan industri.

Karena itu, ke depan diharapkan perusahaan modal asing (PMA) bisa mengembangkan riset dengan memanfaatkan kekayaan intelektual masyarakat lokal.

Asda Perekonomian dan Pembangunan Pemprov Jabar, Deny Djuanda Puradimaja, mengatakan, sampai saat ini industri yang menggandeng lembaga riset dan pengembangan sangat minim. Padahal, di Jabar potensinya sangat tinggi. Seperti, lembaga riset ITB ataupun UI.

“Tapi, mayoritas industri ini pengembangan dan risetnya dilakukan di negara asalnya. Salah satunya, Jepang,” ujar Deny, saat meresmikan PT IchiI Indonesia di Karawang, Selasa (7/2).

Menurut Deny, Jabar memang menjadi salah satu provinsi yang paling dilirik investor. Terutama investor asing. Apalagi, saat ini Jabar juga sedang mengembangkan kawasan metropolitannya. Serta kawasan industri yang meliputi, Bogor, Bekasi, Karawang, Purwakarta sampai Cirebon.

Dengan banyaknya kawasan ini, pihaknya ingin kawasan industri ini tak sekedar berdirinya pabrik-pabrik baru. Melainkan, ingin adanya kawasan yang bercirikan Kawasan metropolitan, kawasan industri. Bogor, Purwakarta, Bekasi, pembuat pabrik.

Melainkan, kawasan tersebut mampu mengembangkan sektor industri bercirikan riset kekayaan intelektual masyarakat sekitarnya. Supaya, teknologi industri ini bisa selaras dengan perkembangan intelektual yang dimiliki masyarakat. “Kami ingin, PT IchiI asal Jepang ini jadi pelopor industri yang mengembangkan risetnya di sini (Indonesia),” ujarnya.

Tak hanya itu, pihaknya juga ingin setiap perusahaan ada laboratoriumnya. Supaya, kaum intelektual ini bisa memanfaatkan laboratorium industri untuk kepentingan dunia usaha ini. Dengan begitu, sinergitas antara industri dengan kaum intelektual bisa berjalan selaras. Serta, dunia pendidikan bisa menyesuaikan kurikulumnya dengan yang dibutuhkan oleh industri. “Sehingga, SDM lokal kita mampu bersaing dengan SDM asing,” jelasnya. (IFR/Republika.co.id)

Join The Discussion