JAKARTA – Indonesia akan memiliki konsorsium Riset Samudera yang terdiri dari 11 lembaga pemerintah dan perguruan tinggi. Konsorsium ini dibentuk agar penelitian di Tanah Air dapat terlaksana secara efektif dan efisien.
“Konsorsium Riset Samudera rencananya diluncurkan Selasa (26/9) di Jakarta, dihadiri oleh sejumlah penggeraknya,” kata Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian dan Pakar Pencemaran Laut, Zainal Arifin, dikutip dari Antara, Senin (25/9/2017).
Adapun anggota dari konsorsium tersebut terdiri dari Bappenas, Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, LIPI, IPB, ITB dan Universitas Sriwijaya.
Tujuan utama dibentuknya konsorsium ini yakni untuk mengatur program dan infrastruktur riset agar dijalankan secara sinergis, efektif dan efisien. Dengan demikian, semua perguruan tinggi dan lembaga riset tak berjalan secara sendiri-sendiri.
Riset Samudera juga membahas soal pendanaan bagaimana sejumlah pemangku kepentingan seperti Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Kemenko Maritim dapat turut menyediakan dana untuk riset.
Karena keterbatasan pendanaan riset di Indonesia, para peneliti akan menjalankan risetnya dengan berkolaborasi dengan peneliti antarbangsa yakni dengan Ekspedisi MIRAGE (Marine Investigation of the Rupture Anatomy of the 2012 Great Earthquake).
“Kami harus berkolaborasi karena biaya untuk ekspedisi MIRAGE ini per harinya menghabiskan dana sekira 50 ribu euro. Sementara waktu penelitian berjalan sekira 30 hari, jadi total biaya dikeluarkan sekira 1,5 juta euro atau Rp23,8 miliar,” jelas Zainal.
Dalam ekspedisi MIRAGE 2 sejumlah akademisi dari LIPI, Institut de Physique du Globe de Paris (IPGP), Institut Polaire Francais Paul-Emile Victor (IPEV) Prancis, Earth Observatory of Singapore (EOS), dan Nanyang Technological University (NTU) Singapura akan berlayar selama 30 hari di Samudera Hindia.
Ekspedisi kedua MIRAGE tahun ini akan mempelajari data seismik untuk mengetahui struktur dasar dan retakan atau kerak di Samudera Hindia yang pernah mengalami gempa hebat berkekuatan 8,3 SR pada 2012 lalu. (IFR/Okezone.com)