News

Hadiri Indonesia National Blue Carbon Workshop, BSKDN Kemendagri Pacu Daerah Tingkatkan Inovasi Pengelolaan Karbon Biru

Labuan Bajo – Badan Strategi Kebijkan Dalam Negeri (BSKDN) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) memacu daerah agar meningkatkan inovasi pengelolaan karbon biru. Hal itu disampaikan Plh. Kepala Pusat Strategi Kebijakan Pembangunan, Keuangan Daerah dan Desa BSKDN Abas Supriyadi saat mewakili Kepala BSKDN Yusharto Huntoyungo menghadiri Indonesia National Blue Carbon Workshop yang diselenggarakan oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas). Kegiatan tersebut berlangsung di Hotel Sudamala Resort, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, pada Kamis, 12 Oktober 2023.

Lebih lanjut Abas mengungkapkan, sebagai negara kepulauan dengan area laut mencakup 62 persen dari total wilayah, Indonesia memiliki potensi laut yang luas sebagai penghasil karbon biru yang cukup besar. Untuk itu, Abas mengimbau agar daerah mulai memetakan potensi karbon biru yang dimiliki dan mengoptimalkan pengelolaannya dengan inovasi-inovasi terbaru.

“Laut atau potensi penghasil karbon biru lainnya harus dijaga sebaik mungkin, pengelolaannya harus berpegang pada kelestarian lingkungan sehingga dapat dimanfaatkan untuk mengendalikan krisis sesuai dengan yang dicita-citakan selama ini,” jelas Abas.

Sementara itu, Direktur Kelautan dan Perikanan Bappenas Moh. Rahmat Mulianda mengatakan, Indonesia telah bekerja sama menjalankan program karbon biru dengan Australia sejak 2019. Kerja sama ini melahirkan berbagai kegiatan meliputi National Blue Karbon Workshop, Program Coordination Meeting, Hingh-Levely Policy Dialogue, Blue Carbon Foundations Course, dan Train The Trainer.

Dia menambahkan, program-program tersebut mendorong adanya sinergi dan koordinasi antara pemerintah, pemimpin politik, kelompok masyarakat, dan komunitas untuk membangun pemahaman dan ketertarikan pada karbon biru. Pengelolaan karbon biru tersebut bahkan telah diangkat sebagai program prioritas nasional yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020-2024.

“Pengelolaan karbon biru ini sangat urgent mengingat perubahan iklim hari-hari ini yang kian masif dan cepat, sehingga perlu dilakukan upaya-upaya untuk mengoptimalkan potensi ekosistem karbon biru sebagai bentuk mitigasi terhadap perubahan iklim. Kami berharap workshop ini dapat memberikan ide-ide inisiatif untuk mengidentifikasi dan memetakan potensi karbon biru dan mengoptimalkan pengelolaannya,” pungkasnya.

Join The Discussion