News

Genap Berusia 60 Tahun, Batan Sajikan Pendayagunaan Riset Nuklir untuk Negeri

JAKARTA – Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) genap berusia 60 tahun pada 2018 ini. Berbagai capaian riset penelitian dan pengembangan teknologi nuklir yang diraih selama itu, seluruhnya telah dimanfaatkan bagi kepentingan masyarakat.

Hasil penelitian dan pengembangan teknologi nuklir kini dapat dirasakan di berbagai bidang, di antaranya dalam ranah pertanian, kesehatan, industri, maupun lingkungan alam.

Kepala Batan, Djarot Sulistio Wisnubroto mengatakan, meskipun dirasa belum optimal, hasil penelitian dan pengembangan teknologi nuklir yang dilakukan Batan sudah mampu menjawab kebutuhan masyarakat.

“Produk litbang Batan sudah bisa menjawab kebutuhan masyarakat, tetapi belum optimal. Di bidang non-energi, Batan telah menghasilkan banyak hal, tetapi mungkin pemanfaatannya belum dapat menjangkau masyarakat banyak,” kata Djarot pada acara temu pelanggan di Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi (PTKMR), kawasan Nuklir Pasar Jumat, Jakarta Selatan, Kamis (5/4/2018).

(Kepala Batan, Djarot Sulistio Wisnubroto, pada acara temu pelanggan di Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi (PTKMR), kawasan Nuklir Pasar Jumat, Jakarta Selatan, Kamis, 5 April 2018. Foto: Hambali/Okezone)

Batan merupakan satu-satunya lembaga pemerintah yang diberi tugas melakukan penelitian, pengembangan dan pendayagunaan iptek nuklir. Selain itu, Batan juga memberikan pelayanan jasa kepada masyarakat untuk memberi solusi di berbagai bidang.

Berbagai layanan yang disajikan kepada masyarakat, antara lain jasa kalibrasi, sertifikasi, analisis pemantauan radiasi, iradiasi, pengelolaan limbah radioaktif, eksplorasi bahan galian nuklir, pengujian material, konsultan profesional, uji tak merusak, pengembangan SDM nuklir, dan produk komersial di bidang kesehatan.

“Di bidang energi, kita sebenarnya sudah cukup matang menyiapkan program PLTN berupa studi tapak dan kelayakan dan lain-lain, tetapi belum mampu meyakinkan pemerintah untuk Go Nuclear,” imbuh Djarot.

Berbagai upaya turut dilakukan Batan dalam memperkenalkan hasil litbang nuklir kepada masyarakat. Salah satu caranya dengan menjalin kerja sama terhadap badan usaha yang mampu menghilirkan hasil litbang nuklir kepada masyarakat, misalnya kerjasama dalam hal penyebarluasan benih padi yang dijalin dengan PT Sang Hyang Seri, atau kerjasama dengan PT Kimia Farma dalam produk Radiofarmaka.

(Kepala Batan, Djarot Sulistio Wisnubroto, pada acara temu pelanggan di Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi (PTKMR), kawasan Nuklir Pasar Jumat, Jakarta Selatan, Kamis, 5 April 2018. Foto: Hambali/Okezone)

Upaya memperkenalkan hasil litbang iptek nuklir pun dapat dilakukan melalui open house, seminar, dan diseminasi Pendayagunaan Hasil Litbang Iptek Nuklir (PHLIN). Namun, menurut Djarot, pola diseminasi yang efektif dan masif adalah dengan mengajak Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau melalui kementerian dan lembaga untuk bersama-sama mengenalkan nuklir kepada masyarakat luas.

Meskipun telah menghasilkan banyak produk jasa layanan kepada masyarakat, Batan merupakan lembaga penelitian bukan lembaga yang berorientasi bisnis. Adapun skema pembayaran jasa layanan tersebut menggunakan tarif Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang ditentukan pemerintah melalui peraturan perundang-undangan.

“Pelanggan kita adalah masyarakat termasuk swasta, yang menganggap kita harus memberi pelayanan yang murah, dan menganggap Batan bisa berjualan yang segera bisa menghasilkan keuntungan dalam bentuk uang. Ini yang perlu kita sosialisasikan secara terus-menerus, bahwa Batan adalah lembaga litbang,” tandasnya. (okezone.com)

Join The Discussion