Ottawa, Kanada, Virus Ebola adalah virus mematikan yang pada wabah tahun 2014 lalu bertanggung jawab menghilangkan nyawa ribuan jiwa warga Afrika Barat. Meski kini wabah sudah mereda, peneliti masih terus melakukan studi untuk mengungkap sisi-sisi lain dari virus.
Nah terkait hal tersebut pada Selasa (8/11) dilaporkan ada insiden di mana satu orang peneliti dari National Centre for Foreign Animal Disease, Kanada, dikhawatirkan terpapar oleh virus. Pemeritah setempat mengatakan ia kemungkinan terpapar ketika tengah melakukan eksperimen dengan babi yang terinfeksi di lingkungan laboratorium.
Hal itu karena baju pelindung laboratorium yang dikenakan sang peneliti cacat. Terdapat sobekan berukuran 2,5 sentimeter (cm) di bagian dada baju.
Direktur National Centre for Foreign Animal Disease John Copps mengatakan baju pelindung tersebut merupakan salah satu dari tiga model yang umum digunakan laboratorium internasional. Mengapa bisa ada sobekan belum diketahui pasti.
“Ini adalah baju yang paling kuat di pasaran. Ini adalah kejadian yang langka karena kami selalu melakukan pengecekan secara berkala untuk menghindari hal seperti ini,” kata John seperti dikutip dari Reuters, Kamis (10/11/2016).
Menyadari ada sobekan tersebut sang peneliti yang identitasnya dirahasiakan langsung melaporkan diri ke pengawas laboratorium, menemui dokter, dan mengisolasi diri di ruangan khusus. Ia akan diawasi setiap hari dan sejauh ini belum menunjukkan tanda-tanda infeksi.
Namun untuk berjaga-jaga sang peneliti diberikan juga sebuah vaksin yang masih eksperimental.