JAKARTA – Para peneliti akan melakukan ekspedisi penelitian di perairan Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT) dari 4 hingga 26 Agustus 2016. Kegiatan tersebut merupaakan Ekspedisi Widya Nusantara (EWIN) yang dilaksanakan secara rutin setiap tahun oleh LIPI. Selain itu ekspedisi tersebut merupakan bagian komitmen peneliti untuk memajukan ilmu pengetahuan di bidang kelautan.
Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian LIPI, Zainal Arifin menerangkan, kegiatan bertujuan menggali potensi laut yang dimiliki oleh Indonesia termasuk memperhatikan pembangunan sektor kemaritiman khususnya wilayah perbatasan dan pulau-pulau terdepan Indonesia.
Perairan Sumba dipilih dikarenakan menjadi salah satu kawasan terdepan Indonesia. Perairan Sumba diyakini memiliki sumber daya alam laut yang tinggi dan unik.
“Kawasan ini berada di bagian selatan zona transisi Wallacea, di mana karakteristik biogeografi Indo-Malaya dan Australasia bertemu. Di samping itu merupakan salah satu kawasan tangkapan perikanan dan salah satu Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI),” kata Zainal.
Meski dalam zona transisi, Zainal mengungkapkan, data ilmiah yang akurat mengenai kondisi sumber daya hayati laut dan konektivitis ekologi kawasan ini masih sangat kurang. Padahal informasi tersebut sangat dibutuhkan untuk menunjang kesuksesan pengelolaan sumber daya maritim.
“Seperti potensi perikanan dan kesehatan lingkungan perairan,” katanya.
ekspedisi tersebut diharapkan bisa memberikan baseline data mengenai kondisi kualitas perairan di kawasan tersebut.
Sebagai informasi, ekspedisi ini ditujukan untuk mengumpulkan data dan informasi tentang pola arus dan suhu muka laut. Data ini akan dipergunakan untuk model perubahan iklim dan prediksi suhu di kawasan NTT dan sekitarnya. Model ini apalagi menjadi salah satu kontribusi Indonesia dalam studi perubahan iklim global. (Republika/msr)