JAKARTA – Terbatasnya jumlah peneliti Indonesia juga tidak luput dari minat yang dimiliki masyarakat untuk menjadi seorang peneliti. Khususnya bagi generasi muda saat ini.
Dirjen Penguatan Inovasi, Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti), Jumain Ape menuturkan, minat anak muda pada dunia penelitian masih sedikit.
“Masalahnya itu jumlah orang yang mau masuk di bidang enginering maupun science itu menurun,” ungkapnya di Gedung LIPI, Jakarta, Selasa (8/11/2016).
Jumain menjelaskan, anak muda biasanya lebih senang untuk langsung melamar pekerjaan usai mereka menyelesaikan pendidikan mereka di bangku perguruan tinggi. “Setelah selesai pendidikan di perguruan tinggi, terbatas sekali yang ingin menjadi peneliti,” ucapnya.
Selain itu, hal lain yang juga menjadi dampak kurang digemarinya dunia penelitian bagi generasi muda adalah pada iklim yang ada. Minimnya anggaran yang diberikan, membuat generasi muda enggan untuk menekuni dunia penelitian.
“Jadi perlu diperhatikan juga pada iklimnya. Untuk Ristek, anggaran yang masuk hanya sebesar Rp1,8 triliun,” katanya.
Anggaran tersebut lebih banyak dipergunakan untuk gaji dosen serta sarana dan prasarana. “Jadi kalau untuk penelitian itu kecil. Oleh karena itu perlu adanya sinergi, dan apa yang ingin kita hasilkan,” tambahnya. (IFR/Okezone)