News

Dindik Surabaya Dorong Produk dan Inovasi Peneliti Belia Dapat Diproduksi Industri

SURABAYA – Dinas Pendidikan (Dindik) Kota Surabaya berupaya mendorong Peneliti Belia di Kota Surabaya untuk memproduksi ide inovasi ke industri.

Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini mengungkapkan upaya menawarkan produk inovasi siswa SMP ke kalangan Industri bukan pemikiran sembarangan.

Pasalnya penelitian yang dilakukan siswa di Kota Surabaya telah banyak unggul di berbagai tingkat kompetisi.

“Penelitian dulu selalu diragukan orang, padahal hal ini sangat menyenangkan bagi anak-anak karena bisa melakukan penelitian sejak sekarang dan memanfaatkan waktu dengan positif,”urainya usai membuka kompetisi Peneliti Belia di Gedung Wanita, Kamis (4/10/2018).

Kepala Dindik Kota Surabaya, Ikhsan menambahkan, Dindik Kota Surabaya sudah memiliki katalog inovasi ssiwa selama lima tahun terakhir.

Sehingga pihaknya sangat terbuka jika ada industri yang ingin memakai dan mengembangkan produk siswa.

“Penelitian ini ada yang bisa dikembangkan secara praktis dan ada juga yang bisa dikembangkan industri seperti produk siswa beberapa tahun lalu yang akhirnya diproduksi oleh produsen helm,”urainya.

Ikhsan menyatakan, inovasi yang lahir dari kompetisi peneliti belia ini berangkat dari berbagai persoalan di masyarakat maupun pengembangan atas ilmu pengetahuan.

Dengan begitu, hasil karya mudah diaplikasikan secara tepat guna.

“Inovasi-inovasi yang mudah diaplikasikan itu akan memiliki nilai ekonomis,” ungkap mantan Kepala Bapemas dan KB Kota Surabaya ini.

Director Center For Young Scientist, Monika Raharti mengungkapkan lomba peneliti belia di Kota Surabaya memiliki jumlah lebih banyak dibandingkan provinsi lain yang menyelenggarakan.

Bahkan banyak karya peneliti belia asal Surabaya yang berhasil dibawa ke tingkat Internasional.

“Karya siswa di Surabaya biasanya sangat lokal dan sesuai permasalahan lingkungannya. Jadi sangat realistis dan punya banyak keunggulan,”ujarnya.

Ia menjelaskan ada empat kategori peneliti belia, di antaranya komputer, fisika, matematika, dan ekologi yang dibagi menjadi life science dan enviromental science.

“Mereka akan melewati babak seleksi dan dipilih 15 finalis tiap bidangnya. Nanti 3 juara dan 2 harapan di tiap bidang akan kompetisi tingkat nasional,”lanjutnya.

Karena menyelenggarakan tingkat Kota, tidak perlu dilakukan kompetisi tingkat provinsi dan langsung berlaga di tingkat nasional hingga Internasional.

“Tahun ini ada 478 penelitian dari 928 peserta, ini jumlah yang sangat banyak,” urainya. (tribunnews.com)

 

 

Join The Discussion