Dikutip dari krjogja.com, selama 5 tahun terakhir, yaitu sejak 2015 sampai 2019, angka kemiskinan di Kebumen terus menurun secara progresif. Bahkan, tren penurunannya lebih bagus dibandingkan di tingkat Jawa Tengah dan Nasional.
“Kendati kemiskinan menurun, namun dalam kurun waktu yang sama angka pengangguran justru terus meningkat, bahkan lebih tinggi dari tingkat pengangguran Jawa Tengah,” ungkap Kepala Badan Penelitian Perencanaan dan Pengembangan Daerah Kebumen, Ir Puji Rahayu, dalam Rapat Konsultasi Publik tentang RKPD (Rencana Kerja Pembangunan Daerah) Kebumen Tahun 2021, di Ruang Jatijajar Kompleks Rumah Dinas Bupati Kebumen, Senin (20/01/2020).
Menurut Puji angka kemiskinan Kebumen di tahun 2015 sebesar 20,44 %, lalu menurun menjadi 16,82 % di tahun 2019. Dengan demikian, selama 5 tahun menurun sebesar 3,62 % atau penduduk miskinnya berkurang sebanyak 30.560 jiwa.
” Tren atau persentase penurunannya itu lebih besar dibandingkan tren penurunan di tingkat Jawa Tengah maupun Nasional,” ujar Puji Rahayu.
Namun yang memprihatinkan, angka kemiskinan Kebumen tahun 2019 sebesar 16,82 % itu masih jauh lebih tinggi dibanding angka kemiskinan Jawa Tengah sebesar 10,8 % dan angka kemiskinan Nasional sebesar 9,41 %.
Adapun angka pengangguran Kebumen tahun 2014 sebesar 3,25 %, meningkat menjadi 5,2 % di tahun 2019 atau lebih tinggi dibanding Jawa Tengah (4,43 %) dan Nasional (4 %).
” Adapun tema pembahasan kali ini adalah Kebumen 2021 Dengan Pengembangan Perekonomian Daerah Menuju Agrobisnis Bagi Peningkatan Kesejahteraan Msyarakat Yang Berakeadilan,” ujar Puji.
Diungkapkan juga bahwa proyeksi pendapatan daerah di tahun 2021 sebesar Rp 2,946 triliun atau naik 2,36 % dari pendapatan 2020 (Rp 2,878 triliun). Sedangkan asumsi belanja daerah sebesar Rp 3,092 trilun.