JAKARTA – Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) terus berkarya menciptakan berbagai inovasi untuk mendorong kemandirian bangsa dalam penerapan teknologi. Kontribusi terus diperkuat dengan peran BPPT dalam perekayasaan, audit teknologi, kliring teknologi, intermediasi teknologi, alih teknologi, difusi, dan komersialisasi teknologi.
“Visi BPPT adalah menjadi lembaga unggulan teknologi dalam pengkajian dan penerapan teknologi untuk meningkatkan daya saing menuju kemandirian bangsa,” kata Kepala BPPT, Unggul Priyanto, dalam acara peringatan Hari Ulang Tahun ke-40 BPPT, di Jakarta, Kamis (23/8).
Dalam merayakan usia 40 tahun itu, tambah Unggul, BPPT berkomitmen untuk semakin meningkatkan kontribusi dalam pembangunan nasional, khususnya dalam peningkatan daya saing dan kemandirian. Dalam menjalankan tugasnya, BPPT telah berkontribusi melahirkan berbagai inovasi dan layanan teknologi yang bermanfaat dan berdampak nasional.
Menurut Unggul, sebagai bagian capaian kinerjanya, BPPT telah memberikan sejumlah rekomendasi kebijakan teknologi, antara lain rekomendasi e-Pemilu dan melakukan uji coba e-Pemilu pada pemilihan kepala daerah di Sulawesi Selatan. Rekomendasi berikutnya mencakup pengolahan emas bebas merkuri pada pertambangan emas skala kecil.
Rekomendasi lain, tambah Unggul, menyampaikan Hasil Kongres Teknologi Nasional kepada berbagai institusi. Itu semua terkait dengan rekomendasi kebijakan teknologi dalam bidang pangan, energi, maritim, transportasi, kesehatan, teknologi informasi dan komunikasi, pertahanan dan keamanan, material, dan kebencanaan.
Berbagai Inovasi
BPPT, tambah Unggul, juga telah menghasilkan berbagai aspek inovasi. Aneka inovasi tersebut, antara lain Automatic Dependent Surveillance-Broadcast (ADS-B) atau pemantau penerbangan nir-radar, pemanfaatan karet alam menjadi rubber air bag sebagai bantalan dalam menaikkan dan menurunkan kapal.
Dalam rangka mendukung program ketahanan pangan, tambah Unggul, BPPT mengembangkan teknologi untuk meningkatkan pemberdayaan sumber daya pangan lokal dalam rangka diversifikasi pangan. Beberapa produk pangan yang telah dihasilkan dan dikomersialisasikan adalah beras sehatku, beras sigerku, beras tiwulku berbahan baku ubi kayu serta beras sagu dan mi sagu berbahan baku sagu.
Menurut Unggul, BPPT telah berhasil mengembangkan drone alap-alap yang mempunyai daya jelajah 100 kilometer dengan ketinggian terbang 12.000 kaki. Selain digunakan untuk praktik pemantauan, drone ini telah dimanfaatkan untuk pemetaan jalur kereta semi cepat Cirebon-Brebes.
Dalam bidang kesehatan, tambah Unggul, bekerja sama dengan PT Kimia Farma, BPPT berhasil meningkatkan nilai tambah garam rakyat menjadi garam farmasi sebagai substistusi impor. Dalam upaya menangani angka kematian akibat demam berdarah dengue (DBD), BPPT bekerja sama dengan Balitbangkes dan PT Hepatika Mataram berhasil mengembangkan Kit Diagnostik DBD dari virus dengue strain lokal. Kit Diagnostik DBD tersebut dapat mendeteksi antigen dalam waktu dua hingga 10 menit.
Selain itu, tambah Unggul, BPPT juga memberikan layanan teknologi. Aneka layanan teknologi tersebut, antara lain teknologi modifikasi cuaca untuk penanganan kebakaran hutan dan lahan yang turut berperan dalam pengamanan Asian Games 2018 di Palembang dan Jakarta.
“Semoga di usianya yang ke-40 tahun atau lima windu ini kiprah BPPT terus meningkat dalam mendukung pembangunan nasional berbasis inovasi agar negara kita terhindar dari jebakan negara berpenghasilan menengah,” kata Unggul. (KORAN JAKARTA)