News

China Sensor 80 Jurnal Ilmiah Terbitan Inggris

Beijing, IDNTimes — Setelah perang dagang dengan Amerika Serikat, kini otoritas China meminta penerbit “raksasa” asal negeri ratu Elisabeth, Inggris Taylor and Francis Group untuk menarik 80 jurnal ilmiah dari negeri tirai bambu itu.

Otoritas setempat merasa bahwa ada beberapa artikel dalam jurnal memiliki konten yang masih di pertanyakan dan kurang layak untuk di publikasikan.

The Asian Studies Association of Australia mengatakan bahwa jurnal ilmiah terbaru mereka dengan judul “Asian Studies Review” baru saja di larang beredar di China dengan alasan memiliki konten yang kurang sesuai.

“Asian Studies Review” merupakan karya ilmiah terbaru dari artikel ilmiah yang dilarang beredar di China oleh pemerintah. Aturan dimulai pada Tahun 2017 Ini merupakan karya ilmiah terbaru yang dilarang oleh China sejak pemerintah membatasi publikasi asing masuk ke negara tirai bambu itu.

Adapun, publikasi yang masuk ke China sebelumnya harus mendapatkan verifikasi legal dari pemerintah. Seperti yang dilansir dari Reuters.

Pemerintah China melarang publikasi jurnal ilmiah terbitan Taylor and Francis itu lantaran mempertanyakan objektivitas enam artikel di dalamnya. Hanya saja, The Asian Studies Association of Australia enggan memberi perincian tetang artikel tersebut karena dianggap sensitif secara komersial.

Penerbit Taylor dan Francis mengatakan bahwa mereka tidak hubungi dan dilibatkan terlebih dahulu dalam proses mencari jalan keluar atas polemik jurnal ilmiah itu.

“Dalam beberapa waktu terakhir, pemerintah China berinisiatif melakukan sensor atas publikasi akademis, yang tentu juga melibatkan para penerbit,” jelas asosiasi dikutip dari keterangan resmi.

Taylor and Francis mengakui, sebanyak 83 jurnal telah dihapus dari paket jurnal segmen seni, humaniora, dan ilmu sosial sejak September silam, yang sedianya akan dikirimkan ke perpustakaan seluruh China.

“Menurut kami, semua orang seharusnya bisa membaca penelitian yang telah kami terbitkan menggunakan akses yang mereka miliki,” jelas Taylor and Francis.

Upaya “perang” sensor dari pemerintah China mulai genjar dilakukan bulan Agustus 2017 lalu, sasaran pertama adalah pihak penerbit Inggris lainnya, Cambridge University Press (CUP) di minta untuk menghapus akses daring terhadap ratusan artikel ilmiah di China.

Hal ini dilakukan setelah penerbit mendapat tekanan dari pemerintahan China Namun, CUP membatalkan hal tersebut, dan akses kepada artikel kemudian dibuka lagi dalam beberapa hari.

Masing-masing negara memiliki aturan tersendiri dalam menerbitkan jurnal Internasional tetapi ada baiknya setiap negara baiknya terbuka terhadap jurnal yang mengarah kepada penelitiah ilmiah. Bagaiama menurut kamu apakah apakah objektivitas dalam sebuah jurnal Internasional masih diragukan?

Join The Discussion