Dikutip dari TRIBUNNEWS.COM – Riset Accenture menemukan di Indonesia, budaya kesetaraan mampu meningkatkan innovation mindset hingga tiga kali lipat.
Temuan ini mendorong Accenture untuk menegaskan pentingnya budaya kesetaraan , sebagai kunci penting menggerakkan innovation mindset perusahaan.
Debby Alishinta selaku Managing Director Women in Accenture Sponsor di Indonesia mengungkapkan, riset Accenture #EqualityDrivesInnovation menunjukkan budaya kesetaraan menjadi pendorong utama pola pikir inovatif yang memiliki dampak signifikan bagi kemajuan suatu perusahaan.
Dari seluruh faktor yang menjadi fokus riset, budaya selalu menang.
Budaya kesetaraan bahkan memegang peranan jauh lebih siginifikan dibanding faktor geografis, demografis, atau sektor perusahaan.
Karyawan menunjukkan pola pikir inovatif lebih kuat pada lingkungan kerja dengan budaya kesetaraan yang lebih baik.
“Riset menunjukkan bahwa penghargaan setara pada kemampuan pekerja laki-laki maupun perempuan menjadi kunci innovation mindset yang memberi kemungkinan lebih besar untuk perusahaan bersaing secara global,” katanya.
Era Disrupsi digital memang menuntut karyawan memiliki pola pikir inovatif untuk mendukung eksistensi dan persaingan perusahaan. Kemampuan inovasi karyawan menjadi indikator sukses untuk memenuhi kebutuhan pasar yang bergerak cepat.
Constellation Research: Disrupting Digital Business memaparkan data bahwa 52% perusahaan yang terdaftar dalam Fortune 500 pailit akibat disrupsi digital, sekaligus menunjukkan bahwa inovasi memegang peranan penting dalam keberlangsungan perusahaan. Indonesia saat ini menduduki urutan ke-85 dalam Indeks Inovasi Dunia .
Secara positif, #EqualityDrivesInnovation mengungkap bahwa pentingnya inovasi sudah disadari oleh 95% pemimpin perusahaan, dan 96% karyawan ingin menjadi lebih inovatif. Data kualitatif di Indonesia juga mengungkap bahwa 80% organisasi mendorong dan memungkinkan karyawan menjadi inovatif dalam bekerja sehari-hari.
Secara global, kekuatan budaya kesetaraan untuk menggiring pola pikir inovatif juga sangat kuat, bahkan lebih berdampak dibandingkan usia atau gender.
Riset Accenture #EqualityDrivesInnovation dilakukan dengan melibatkan 18,000 responden dari 27 negara, termasuk 700 responden Indonesia ini juga menunjukkan bahwa diversitas atau keberagaman dalam perusahaan secara signifikan berdampak pada innovation mindset.
Untuk Indonesia sendiri, riset #EqualityDrivesInnovation sudah menunjukkan bahwa Indonesia sudah merangkul diversitas atau perbedaan budaya dibandingkan negara-negara lainnya.
Meski keberagaman berpengaruh secara signifikan, namun budaya kesetaraan adalah pengganda penting yang membantu perusahaan memaksimalkan inovasinya. Riset menemukan bahwa secara global, innovation mindset lebih besar 6x lipat ketika diversitas dikombinasikan dengan budaya kesetaraan, dibandingkan dengan perusahaan lain yang tidak menerapkan kedua faktor tersebut.
Selaras dengan temuan ini, Accenture juga mengemukakan jika setiap negara meningkatkan innovation mindset hingga 10%, produk domestik bruto global dapat meningkat hingga mencapai $8 triliun pada tahun 2028.
Adapun budaya kesetaraan untuk memajukan innovative mindset dikategorikan sebagai berikut:
- Kepemimpinan yang Tegas dan Open Minded – Tim kepemimpinan yang beragam mampu menetapkan, membagi dan mengukur target kesetaraan secara terbuka
- Lingkungan yang Memberdayakan Pekerja – Memberikan kepercayaan terhadap karyawan, menghormati tiap individu dan menawarkan fleksibilitas untuk berkreasi, berlatih dan bekerja
- Tindakan Komprehensif – Penerapan kebijakan mengenai keramahan keluarga, mendukung hak setiap gender dan tidak bias dalam memperkerjakan dan melatih karyawan untuk bekerja secara fleksibel
Petty S. Fatimah selaku Pemimpin Redaksi Femina dan Editorial Director Prana Group menyatakan, upaya menjunjung budaya kesetaraan di lingkungan kerja sejatinya merupakan salah satu langkah awal untuk menerapkan budaya kesetaraan yang lebih luas lagi dalam berbagai bidang.
“Kesetaraan dalam perusahaan akan memberikan kesempatan lebih banyak bagi perempuan Indonesia untuk menduduki posisi strategis dan membangun situasi kerja yang memberikan keberanian bagi seluruh karyawan untuk berinovasi lebih tanpa takut mencoba dan takut gagal. Ketika budaya setara berkembang, maka pola pikir inovatif turut berkembang,” katanya.
Maya Juwita, Executive Director, Indonesia Business Coallition for Women (IBCWE) menyatakan, IBCWE terbentuk sebagai koalisi dari sejumlah perusahaan, termasuk Accenture, yang berkomitmen untuk mendorong pemberdayaan ekonomi perempuan dan kesetaraan gender.
“Kami percaya bahwa bisnis, bersama dengan pemerintah dan masyarakat sipil, memiliki peran penting dalam mengurangi ketimpangan, mengentaskan kemiskinan, dan mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan,” katanya.