JAKARTA- Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Dalam Negeri (BPP Kemendagri), Dodi Riyadmadji, menyambut baik kunjungan peserta Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Kepemimpinan Tingkat III Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Pertemuan itu berlangsung di Aula BPP Kemendagri, Kamis (1/8). Kunjungan peserta Diklat itu didampingi langsung Kepala Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia (PPSDM) Aparatur Kementerian ESDM, A Susetyo Edi Prabowo. Pertemuan itu diawali dengan mengenalkan perangkat kerja satu sama lain.
Edi mengatakan, kunjungan itu diikuti oleh pejabat eselon tiga dari seluruh komponen Kementerian ESDM. Peserta, kata Edi, akan menggali berbagai informasi dari BPP Kemendagri, untuk dijadikan bekal penerapan inovasi di unit kerjanya masing-masing. “Dan dapat dituangan ke dalam solusi perubahan terkait dengan topik manajemen perubahan transformasi pengelolaan SDM (sumber daya manusia) dan budaya kerja, serta penguatan akuntabilitas kinerja dan pengawasan internal,” katanya.
Dia berharap, melalui kegiatan ini peserta dapat memiliki jiwa kepemimpinan dengan kemampuan adaptasi yang baik, sesuai tuntutan global, maupun tantangan internal. Kerja sama antara BPP Kemendagri dan Kementerian ESDM diharapkan agar terus terjalin, khususnya dalam membangun kualitas aparatur. “Semoga dengan dilakukannya kegiatan ini, dapat dijadikan suatu langkah dalam membentuk kompetensi kepemimpinan,” katanya.
Adapun pertemuan itu membahas seputar kinerja BPP Kemendagri, mulai dari program unggulan, capaian, dan sebagainya. Dodi menjelaskan, kerja-kerja BPP Kemendagri diatur melalui Permendagri No 17 Tahun 2016 tentang Pedoman Penelitian dan Pengembangan di Lingkungan Kemendagri dan Pemerintah Daerah. Kerja tersebut dilakukan untuk memberikan masukan kepada menteri Dalam Negeri dalam merumuskan kebijakan. “Selain itu bisa juga memfasilitasi dan membina BPP yang ada di daerah,” katanya.
Salah satu tugas yang menjadi konsen BPP Kemendagri adalah mengenai inovasi di daerah. Dodi menyebutkan, tingkat inovasi di Indonesia jika dibanding negara lain masih terbilang rendah. Oleh karenanya, sejak tiga tahun terakhir melalui Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Inovasi Daerah, BPP Kemendagri terus menggenjot daerah menerapkan inovasi. “Inovasi menjadi program unggulan di tingkat nasional. Inovasi akan menjadi perhatian semua pihak,” katanya.
Salah satu upaya BPP Kemendagri dalam meningkatkan inovasi di daerah adalah dengan menggelar ajang Innovative Goverment Award (IGA). Ajang tahunan itu merupakan wadah penghargaan kepada daerah yang dinilai paling berinovasi. Penilaian itu dilakukan dengan menerapkan 35 indeks inovasi yang sudah tersistem, sehingga meminimalisasi terjadinya kecurangan.
Selain itu, Puslitbang Inovasi Daerah juga menghadirkan berbagai program untuk meningkatkan Inovasi Daerah. Program itu seperti Pusat Jejaring Inovasi Daerah (Puja Indah) yang berisi aplikasi inovasi yang dapat direplikasi daerah. Selain itu, program teranyar yakni Tutorial Exhibition of Innovation (Tuxedovation), sebagai portal yang menyajikan media pembelajaran inovasi berupa audio visual.
Dodi menyebutkan, untuk meningkatkan penerapan inovasi di daerah dibutuhkan kolaborasi dengan berbagai pihak. Kolaborasi itu dapat dilakukan dengan akademisi, pakar, pengusaha, masyarakat, dan sebagainya. “Kalau tidak berkolaborasi pasti bakal ketinggalan,” katanya.
Setelah mendengarkan paparan Dodi, forum tersebut ditutup dengan sesi tanya jawab oleh peserta. Pertanyaan-pertanyan yang diajukan peserta berusaha mendalami terkait strategi yang dilakukan BPP Kemendagri dalam menjalankan tugas dan fungsinya. (MJA)