JAKARTA – Lahirnya Jurnal Bina Praja sebagai jurnal yang sudah terakreditasi dan terus meningkatkan mutunya ke taraf internasional, memacu semangat BPP Kemendagri untuk menerbitkan kembali jurnal baru.
Pada Jum’at (29/07) siang tadi, Tim Jurnal BPP Kemendagri mengadakan rapat bersama peneliti dan Kepala Bagian Perencanaan merancang nama baru, tema, serta jadwal penerbitan jurnal baru itu. “Nama jurnal harus spesifik dan menyangkut tupoksi Kemendagri. Selain itu akreditasi jurnal baru dilaksanakan minimal setelah empat kali penerbitan,” kata Moh. Ilham A Hamudy Kepala Sub Bagian Perpustakaan, Dokumentasi, dan Informasi BPP Kemendagri sekaligus pengelola Jurnal Bina Praja.
Lebih dari 20 peneliti hadir dan memberikan pendapat secara aktif, mengingat selama ini peneliti BPP dirasa kurang mendapat wadah , serta berperan aktif dalam penulisan artikel ilmiah di Jurnal Bina Praja. “Jika memang dirasa perlu dibentuk, saya sepakat jurnal ini menjadi wadah internal peneliti di sini. Setiap pusat diperintahkan untuk menulis di jurnal baru yang diperintahkan oleh kepala pusat. Setiap penerbitan temanya berbeda. Misal, volume pertama temanya tentang pusat satu (otda), volume kedua pusat dua (kependudukan), dan begitu seterusnya,” kata Purwadi, Peneliti BPP
Pendapat lain juga dilontarkan oleh Peneliti BPP lainnya, Heriandi Rony yang sepakat jika menulis menjadi tugas wajib peneliti. “Kalau perlu ada piagam penghargaan yang diberikan setiap hari Senin, pada saat upaca. Saya juga mengusulkan nama jurnalnya adalah Pembaruan Pemerintahan, yakni jurnal yang bertema terkait perda-perda pembaruan atau apapun yang mengenai pembahuruan Kemendagri,” sarannya.
Peneliti lain, Hasoloan Nadeak juga berpendapat, sebaiknya pembuatan jurnal baru ini berdasarkan semangat dan konsistensi kepenulisan, bukan berdasarkan kepentingan lainnya terutama masalah anggaran. “Saya rasa penting harus diingat, penerbitan jurnal baru memang tidak mudah. Kita harus konsisten, harus punya kemauan untuk terus mengelola, jangan berangkat dari semangat lainnya. Kalau bisa seperti itu, saya menyarankan beberapa nama seperti Inovasi Otda,” jelasnya.
Beberapa saran dan masukan dari peserta rapat semuanya ditampung oleh Ilham, selaku pimpinan rapat, namun karena rapat terbatas waktu untuk melaksanakan Sholat Jum’at, Ilham berharap seluruh peserta dapat hadir kembali untuk merumuskan masalah jurnal baru ini. “Saya berharap Rabu besok pukul 09.00 kita bisa membicarakan ini kembali, dengan catatan semuanya sudah membawa ide dan konsep yang matang,” harapnya.
Seluruh peserta setuju, jika tidak ada halangan pembahasan mengenai jurnal baru BPP akan dilanjutkan pada Rabu (3/8) pukul 09.00 di ruang peneliti. (IFR)