Sekilas memang terkesan menyeramkan, namun “Besuk Kiamat” adalah singkatan dari Belasungkawa Kirim Akta Kematian, sebuah program dari Pemkot Surakarta untuk mempercepat penyelesaian dokumen kependudukan saat warga Kota Surakarta meninggal.
Program inovatif ini menjanjikan hal yang baik, proses pengurusan dokumen kependudukan yang dapat dilakukan dalam satu hari. Bahkan dokumen kependudukan yang sudah diperbaharui ini dijanjikan selesai pada hari yang sama.
“Saat anggota keluarga meninggal, keluarganya pasti berduka dan tidak memiliki waktu mengurus dokumen” ungkap FX. Hadi Rudyatmo, Walikota Surakarta, seperti dikutip dari Infokomputer pada hari Selasa (3/7/2018).
Warga yang ingin mendapatkan dokumen kematian dan akta keluarga baru, hanya perlu datang ke kelurahan dengan membawa KTP warga yang meninggal dan kartu keluarga.
Kelurahan akan memproses dokumen tersebut, dan keluarga akan mendapatkan surat kematian, kartu keluarga terbaru, dan KTP-el baru—bagi pasangan yang ditinggalkan dan mengalami perubahan status perkawinan menjadi duda atau janda.
Seluruh proses tadi dilakukan dalam satu hari. Bahkan Hadi mengatakan bahwa proses tersebut lebih cepat dari 1×24 jam, “Pagi ini meninggal, sore nanti sudah ada dokumennya.”
Lebih lanjut, Hadi menambahkan bahwa dokumen yang sudah selesai akan diantar langsung oleh petugas kelurahan, atau bahkan oleh lurah yang bersangkutan. Walikota yang dikenal dengan kumis tebalnya ini bahkan beberapa kali turut mengantarkan dokumen tersebut ke rumah warga.
Masih menurut Hadi, Besuk Kiamat tidak hanya bermanfaat bagi warga saja, namun juga bagi Lurah dan jajarannya. “Mereka jadi lebih dekat dan mengenal warganya”, tutur Hadi.
Program yang membuat ponsel sang Walikota penuh dengan kiriman foto proses pengantaran dokumen oleh Lurah ini, sebenarnya sudah dirintis sejak tahun 2013. Pada tahun 2017, ketika Sistem Kependudukan dan Catatan Sipil sudah siap, Besuk Kiamat pun dapat diimplementasikan dengan lebih baik.
Besuk Kiamat sudah dilakukan di seluruh kelurahan yang berada di bawah wewenang Pemerintah Kota Surakarta, yakni sebanyak 51 kelurahan.
Tidak hanya Besuk Kiamat, Pemkot Surakarta pun memiliki beberapa program yang juga memanfaatkan teknologi informasi, yakni Si Bapak On (Sistem Informasi Bayar Pajak Online), Sundhulan (Sistem Unggulan Administrasi Kepegawaian dengan Online), dan Serta Perak (Perpustakaan Ramah Anak)
Keseluruhan “program pintar” ini menggambarkan bahwa Surakarta sudah menerapkan konsep kota cerdas dalam memberikan pelayanan bagi warga. Surakarta sendiri memang terpilih untuk mengikuti Gerakan Menuju 100 Smart City.
Untuk mengembangkan program kota cerdas di Kota Surakarta, Kominfo RI pun memberikan bimbingan dalam menyusun masterplan. (IFR/National Geography)