JAKARTA – Peralihan kewajiban pengelolaan jurnal ilmiah cetak ke elektronik memberi angin segar bagi keberadaan jurnal ilmiah yang dikelola lembaga kelitbangan di daerah. Beberapa jurnal ilmiah yang pengelolaannya setengah hati kini mulai menunjukkan keseriusannya untuk berubah. Beberapa lembaga kelitbangan di daerah juga kini mulai proaktif mencari tahu pengelolaan jurnal yang benar ke Badan Penelitian dan Pengembangan (BPP) Kemendagri, yang sudah lebih baik dari sisi pengelolaan jurnalnya.
Bidang Litbang Provinsi Jawa Tengah adalah salah satu daerah yang datang langsung ke BPP Kemendagri untuk mengetahui secara langsung pengelolaan jurnal ilmiah yang baik dan benar. Redaksi Jurnal Bina Praja dan Jurnal Matra Pembaruan Moh. Ilham A. Hamudy menyambut rombongan dari Jateng tersebut.
Peneliti Bidang Litbang Jateng, sekaligus pengelola jurnal ilmiah Jateng Arif Sofianto mengatakan Jurnal Ilmiah yang dikelola Bidang Litbang Jateng sudah ada sejak 2013, dan terbit secara online pada 2016. Kemudian jurnal tersebut mengalami kendala pada 2017 karena dilakukan pembaruan terhadap website tersebut oleh Dinas Kominfo Jateng.
“Mereka melakukan pembaruan, ternyata datanya tidak disalin, dan akhirnya hilang semua. Dan kita harus mulai dari awal lagi,” kata Arif.
Ilham mengatakan hal yang paling dasar dalam pengelolaan jurnal adalah, ketersediaan sumber daya manusia terlebih dahulu untuk mengelola jurnal. “Harus disiapkan pengelola dulu, itu yang paling vital pertama kali, sebagai beranda dari proses penerbitan. Personel tersebut nantinya bisa stay untuk menerima naskah masuk dan mengirim kembali naskah ke penulis,” ucap Ilham.
Dalam pertemuan tersebut Ilham juga menjelaskan tips-tips pengelolaan awal jurnal ilmiah elektronik, hingga solusi untuk memnuhi kekurangan-kekurangan pengelolaan jurnal ilmiah Jateng.
Arif berharap pertemuan tersebut bisa memberi gambaran pengelolaan dan solusi untuk Bidang Litbang Jateng di masa mendatang, khususnya dalam pengelolaan jurnal ilmiah. (MSR)