News

Benarkah Anak-anak Lebih Kuat dari Atlet? Simak Riset Ini

Jakarta – Riset terbaru mengungkap, anak-anak ternyata lebih kuat ketimbang atlet. Menurut studi yang terbit dalam jurnal Frontiers in Physiology edisi April 2018, anak-anak tak hanya memiliki otot yang tahan lelah, fisik mereka juga bisa cepat pulih setelah menjalani latihan yang sangat intens, bahkan, melebihi atlet.

Studi yang berjudul “Metabolic and Fatigue Profiles are Comparable Between Prepubertal Children and Well-Trained Adult Endurance Athletes” itu membandingkan pemulihan otot sekelompok anak laki-laki setelah menjalani latihan dengan orang dewasa tidak terlatih dan atlet. Studi ini bisa membantu kita mengembangkan potensi atletis pada anak sekaligus memahami bagaimana perubahan tubuh mereka hingga beranjak dewasa. Juga termasuk saat-saat yang berkontribusi menimbulkan berbagai penyakit, seperti diabetes.

Penelitian ini dipimpin oleh Sébastien Ratel, pakar fisiologi dari Université Clermont Auvergne, Prancis, dan pakar biomekanik dari Edith Cowan University di Australia, Anthony Blazevich. “Anak-anak mungkin memiliki kemampuan kardiovaskular yang terbatas,” demikian tim menulis dalam jurnal. “Tapi mereka mampu mengatasinya karena otot-otot mereka ternyata lebih cepat pulih.”

Dalam studi ini, Ratel dan Blazevich meminta tiga kelompok berbeda untuk bersepeda. Ketiga kelompok tersebut yaitu anak laki-laki berumur 8-12 tahun, orang dewasa tidak terlatih, serta atlet dari berbagai cabang (triatlon, lari jarak jauh, dan bersepeda).

Setiap kelompok dinilai untuk dua cara berbeda dalam memproduksi energi. Cara pertama ialah aerobik, menggunakan oksigen dalam darah. Cara kedua, anaerobik, memproduksi energi dari asidosis dan laktat darah yang membuat otot cepat lelah. Kemudian tim memeriksa tingkat detak jantung, kadar oksigen, dan pelepasan laktat setelah ketiga kelompok melakukan latihan bersepeda untuk melihat seberapa cepat otot peserta pulih.

Dalam semua tes, ternyata anak-anak mengungguli orang dewasa yang tidak terlatih. Berdasarkan pemulihan detak jantung dan pelepasan laktat darah, anak-anak juga terlihat lebih cepat pulih daripada para atlet. Tim menemukan bahwa tubuh anak-anak lebih banyak menggunakan sistem metabolisme aerobik. “Ini menjelaskan mengapa dunia anak-anak hanya bermain, bermain, dan bermain, sekalipun orang tua mereka sudah sangat lelah,” ujar Ratel, seperti dilansir laman Science Daily.

Penelitian Ratel dan tim tentunya menjadi kabar baik bagi para orang tua yang kerap bertanya tentang cara terbaik untuk mengembangkan potensi atletis anak-anak mereka. Sebab, inti dari penelitian ini adalah anak-anak memiliki daya otot yang baik.

Dan menurut Blazevich, sebaiknya orang tua lebih berfokus pada teknik olahraga, kecepatan lari, atau mengembangkan otot-otot tersebut. “Penelitian kami juga menunjukkan bahwa kebugaran aerobik akan menurun secara signifikan pada masa-masa transisi dari anak-anak ke remaja dan dari remaja ke dewasa,” ujar Blazevich dalam laman kampusnya. “Dalam masa-masa itu pulalah potensi berbagai penyakit, seperti diabetes, muncul.”

Ke depannya, Blazevich menjelaskan, akan sangat menarik melihat apakah perubahan otot yang terjadi pada masa transisi tersebut terkait secara langsung dengan berbagai risiko penyakit. “Setidaknya, untuk saat ini, kami berharap penelitian ini bisa memberi motivasi bagi para orang tua untuk menjaga kebugaran otot anak-anak mereka hingga dewasa,” ujar dia.

Join The Discussion